Sabtu, 01 September 2012

Untuk "Perhiasan" Rumah

Perhiasan rumah hampir saja dicuri orang dan sinar di rumah hampir saja redup, untuk saja kau mampu menjaga diri sehingga pencuri itu tidak kau biarkan menyentuh mu dan untung saja kau mampu menjaga sinar di rumah agar tetap terang benderang.

Kemarin adalah hari yang lain, warna baru dan cerita baru dalam perjalanan kehidupan yang ku arungi di sebuah rumah kebangga ku dan semua, PASKIBRA SMPN 1Cileunyi. Untuk mengingat kembali hari kemarin sepertinya aku harus mengerutkan kening ku sampai pada batas akhir dan menghela nafas ku sampai dia tak sanggup untuk mengangkat tubuh, ada masa ketika senyum ku harus ku tunjukkan dan ada masa ketika amarah ku harus liar keluar dari tubuh ku yang kian ranum ini. Ahh... saat ini aku seperti tak punya tenaga yang banyak jika harus memikirkan hari kemarin, pikiran dan tenaga ku habis.

Dik, jika seandainya kita tidak hidup bersamaan di rumah yang sama, sepertinya hari kemarin dan sebelumnya tidak perlu teralami oleh kita, mungkin kehidupan mu akan bebas sebebas-bebasnya seperti  kebanyakan orang, kehidupan mu akan indah dan menyenangkannya seperti yang kau harapkan, namun waktu mempunyai cerita lain, ternyata kau harus bertemu dengan hal yang sangat kau benci, hal yang sangat berlawanan dengan hati, masih ingat dengan "Antara Kehendak Hati dan Keharusan" ? kalau ternyata sampai saat ini kau masih marah dan kecewa silangkan datang kembali ke pendahulu coretan ini. Pertemuan serta kebersamaan ini tidaklah harus disesali, lagi pula jika harus dibandingkan dengan kesenangan dan kesedihan yang kau alami, bukan kah kau lebih banyak tersenyum daripada menangis selama hidup di rumah mu ? sekali lagi, petemuan itu tidak harus disesali yang perlu disesali lalu perlu diperbaiki adalah tentang perjalanan buruk yang membuat kita hina dan bersegeralah mengukubur dia dalam-dalam dari kehidupan kita serta jadikan dia sebagai pelajaran berharga agar kepakan sayap kita mampu terbang lebih jauh dan tinggi dari sebelumnya. Baiklah, kita lahir dan menjadi besar dirumah yang sama, kita merangkai kejayaan bersama, kita jatuh bersama dan kita bahagia bersama, kita bersama di rumah kita, rumah yang kaya akan nilai sejarah, mari kita jaga dan perindah agar dia nampak terang diantara rumah yang lainnya dengan cara mengikuti dengan hati yang senang setiap perintah hidup yang kita dapatkan. Jika hati mampu berbicara seperti halnya lisan, mungkin kemarin dia akan berontak karena ketidak sesuaian dari yang dia pikirkan dan lisan ucapkan, tapi lisan tidak memberikan kesempatan hati untuk berbicara, dia mampu meredam amarah hati dan dia terlalu tangguh untuk bisa dikalah oleh hati. Dik, ketahuilah.. hati memang berbicara lain, ada sedikitnya tentang perasaan iba terhadap kenyataan dan keharusan yang harus kau alami, ku tahu kau sangat marah dan kecewa karena harus kehilangan bagian tubuh mu yang lain,bagian tubuh yang membuat hari mu selalu istimewa, yang membuat wajah mu selalu dihiasi dengan senyum mengembang. Ya, kita memang tinggal di rumah yang sama dan kita harus taat pada aturan yang ada di dirumah ini. Dik tahukah ? rasa marah dan kecewa yang ku alami tidaklah lebih kecil daripada rasa marah dan kecewa yang kau alami. Dik, walaupun berat hati, ikutilah arus kehidupan yang kini dia mulai mengalir dengan derasnya.

Dik, ucap sesal yang dihiasi dengan tetesan air mata itu semoga menjadi langkah awal untuk menuai perubahan yang kian baik lagi, walaupun sulit untuk ku jika harus percaya (kembali) melihat yang kau tunjukkan itu, mudah-mudahan ketidak percayaan ini tidak lama bersemanyam dalam diri, aku sangat lelah jika harus membiarkan dia hidup ditubuh ku. Dik, jangan teteskan kembali air mata mu karena urusan perasaan, terlalu mubazir jika derasnya air mata mu kau keluarkan hanya untuk menangisi sesuatu yang tidak harus kau tangisi, simpan saja dia untuk menangisi sesuatu yang harus kau tangisi, dengan air mata itu kau nampak lemah dan kau nampak payah, padahal kau mempunyai kekuatan besar yang harus kau tunjukan daripada kelemahan dan kepayahan mu, sungguh, aku sedikit terpukul melihatnya dan kau membuat aku benar-benar luluh.Dik, jangan pernah memandang mata ku dengan mata yang basah, ketika ku melihatnya dari mata mu maka seakan aku berubah menjadi manusia yang tak berguna untuk mu, bukan karena kau tidak boleh menangis tapi ini berbicara tentang asas manfaat kehidupan ku untuk mu. Rasanya hari kemarin adalah hal yang sangat menarik dan dia mampu mengisi ruang kosong dalam memori kehidupan ku walaupun dia hadir dengan membawa perasaan lain.Aku tunggu perubahan positif yang kau gemborkan kemarin, ingat ! perubahan bukan hanya dikata, seseorang akan nampak berubah menjadi sempurna jika perubahan yang dia canangkan mampu dia reliasasikan dengan sebuah gerak tubuh yang terlihat mata.

Dan untuk mu, tetaplah menjadi figur dan perhiasan di rumah kita, kau tak harus kotor dan kau tak harus pergi, tetaplah menjadi sinar yang menerangi ruang gelap dirumah kita dan kau tak harus redup , kehadiran mu di rumah adalah keindah tersendiri yang membuat rumah yang kita huni nampak indah dan terang dipandangan mata yang memandangnya.

Sudah ku bilang "saat ini aku seperti tak punya tenaga yang banyak jika harus memikirkan hari kemarin, pikiran dan tenaga ku habis." sehingga sedikit banyaknya dan manfaat tidaknya coretan ini biarlah menjadi pendapat yang berlainan. Oia.. aku sangat apresiasi dari pada dua orang pelaku perubahan ini, aku sangat bangga dengan kinerja mu yang tidak lambat dan aku memandang mu baik, semoga kebaikan mu dibalas dengan sebaik-baiknya balasan, Amin. 

0 komentar:

Posting Komentar