Pasukan 19, Sang Pewaris Mojang Sunda

Dan inilah masa depan kami yang lainnya, semua berharap agar mereka mampu mengikuti jejak kakak-kakaknya yang selalu gigih untuk mengharumkan rumah mereka, PASKIBRA Satuan SMPN 1 Cileunyi Kab. Bandung

Pasukan yang selalu tampil baru.

Mojang Sunda dan Satria Pegasus adalah sebuah karya yang nyata

Pasukan 17

Mereka adalah yang disebut sebagai pelaku sejarah, mereka lahir dengan nampak sempurna dan sampai pada penampilan terakhir mereka, mereka begitu menyita banyak pandangan mata.

Pasukan 18, Sang pewaris Satria Pegasus

Pasukan ini terlahir pada saat semuanya menjadi yang terbaik dan mulai pulih, adalah tantangan yang selalu mereka hadapi di arena perlombaan.

Saat Upacara Penaikan Bendera

Bagian terbesar dalam kiprah kami adalah selalu membuat Sang Merah Putih tetap melambai dengan eloknya di atas tiang tertinggi.

Kamis, 30 Agustus 2012

Antara Kehendak Hati dan Keharusan

Seharusnya mereka yang hidup mampu menyesuaikan dengan aturan yang berlaku dimana dia hidup, tapi nyatanya ? dia hidup sesuai dengan kehendak hati bukan sesuai dengan kehendak aturan, terkadang hati berkehendak lain dan adanya sikap menolak terhadap aturan tersebut. Haruskah seperti itu ? bukankah fitrah manusia hidup adalah untuk menjalankan sebuah aturan ? sehancur dan sebobrok itukah hati kita sehingga anturan yang indah tidak sanggup kita indahkan sebagaimana mestinya ? kenapa ? dik.

Terkadang hati memang menolak dan berontak terhadap sebuah aturan yang berlaku ditempat kita hidup, baik itu aturan dirumah yang menyatakan bahwa "tidak boleh pulang kerumah lebih dari jam 18.00", aturan disekolah yang menyatakan "tidak diperkenankan menggunakan sepatu berwarna selain warna putih dan hitam" ataupun aturan lainnya yang menyatakan bahwa "tidak boleh makan dan minum sambil berdiri atau berjalan" dan sebenarnya aturan itu tidak dikehendaki oleh kita untuk berlaku, baik karena aturan yang dimaksud tidak sesuai dengan kehendak hati maupun karena aturan itu memberatkan hati ketika harus taat padanya. tapi haruskah bersikap seperti demikian ? coba lihat lebih dalam pada diri. Ketahuilah, adanya aturan adalah upaya untuk menyelamatkan kita dari kehinaan dari pandangan orang lain ,  artinya ketika kita melanggar aturan yang berlaku maka pada saat itulah kita akan dianggap sebagai manusia yang hina oleh orang lain  bahkan Tuhan, sudikah diri dianggap demikian ? jangan dik ! jangan biarkan diri menjadi manusia yang hina karena kebodohan kita yang enggan untuk menerima dan menjalankan aturan yang berlaku ditempat kita hidup. 

Kehendak hati adalah tidur pulas disaat semua bekerja keras, kehendak hati adalah malas untuk beraktifitas disaat semua berlomba untuk mendapatkan harapan yang dicanangkan, kehendak hati adalah untuk menyombongkan kekayaan disaat semua terpogoh-pogoh melangkah hanya untuk sekedar menyambung hidup karena penuh kekurangan, kehendak hati adalah membangkang disaat semua ramai-ramai mengindahkan aturan yang ada, itu hanya kehendak hati dik dan itu bukan keharusan, yang jika kita selalu menuruti kehendak hati akan menghantarkan kita pada kesulitan hidup !. Jangan pernah merampas hak hati ! dia hidup, dia mendengar, dia melihat dan dia mampu merasakan kemana dia harus melangkah dan berlabuh, jangan persempit langkah dia karena sikap kita yang enggan untuk memberikan hak pada hati yang secara fitrah adalah untuk taat pada aturan yang berlaku. Relakah kita, hati yang semula suci ini terkotori karena kecerobohan dan kebodohan kita ?. Disini bukan tempatnya membicarakan tentang kehendak hati, disini adalah tempat untuk membicarakan tentang keharusan hidup yang sesuai dengan aturan yang berlaku, mari kita sedikit jalan-jalan kembali pada sebuah potret kehidupan yang mungkin membuat kita tersenyum miris karenanya.

Pernah ada cerita disebuah keluarga kecil tentang kehidupan seorang ayah yang menyuruh ( kita sepakati bahwa : suruhan adalah intruksi dan intruksi adalah hukum) anaknya untuk membelikan sabun mandi di sebuah warung atau mini market disekitar rumahnya, namun diwaktu yang sama anaknya juga membutuhkan sebuah sabun untuk membersihkan motornya, singkat cerita anaknya pun pergi dengan membawa beberapa lembar uang ribuan untuk membeli barang yang dimaksud oleh sang ayah. Namun ditengah perjalanan dia ingat dengan motornya yang kini sudah dekil karena sudah lama tidak dicuci, pikiran si anak pun sudah mulai bercampur dengan kehendak hati yang dengannya mulai lahir bibit pembangkangan terhadap intruksi yang diberikan sang ayah. Dia pun tiba di warung yang dimaksud, tampa berfikir panjang tentang kemungkinan resiko yang dialaminya lalu dia menghiraukan intruksi dari si ayah entah karena lupa atau memang disengaja karena kebutuhan, si anakpun membelikan uang yang pas-pasan itu untuk membeli sebuah sabun untuk membersihkan motornya yang dekil sehingga uang yang semula untuk membeli sabun untuk sang ayah telah ludes dibelikan sabun pencuci motor. Tampa rasa menyesal si anak pun kembali pulang dengan membawa barang yang dia beli. Sudah ketebak apa yang terjadi ? ya, sang ayah pun marah besar kepada anaknya karena ketidak patuhan dia terhadap suruhan diberikan, beribu alasan yang disampaikan sang anak tidak merubah situasi apapun, sang ayah tetaplah pada sikapnya yang marah. Sampai pada akhirnya muncullah kata maaf dan penyesalan dari sang anak, dia bertekad pada dirinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalan yang sama dan dia bertekad berubah untuk bisa menjadi anak yang lebih baik lagi serta sang ayah pun dengan senang hati menerima maaf anaknya sehingga kehidupan harmonis dikeluarga kecil ini kembali terjalin. konyol memang, jika kita boleh protes, kenapa tidak beli lagi saja sabun yang diinginkan ? dan kenapa sang ayah mesti marah karena sebatang sabun untuk mandi ? kenapa, kenapa dan kenapa ? Hei ! jangan lihat alur dan isi ceritanya tapi lihat maksud yang terkandung didalamnya.

Cerita diatas hanyalah analogi (perumpamaan) yang sesuai dengan kenyaan kehidupan yang kita alami bersama. Inti dari penjelasan cerita itu adalah bahwa sikap pembangkangan terhadap hukum atau intruksi pasti ada dalam perjalanan kita selama mengikuti pendidikan di PASKIBRA atau dimanapun, baik karena lupa/khilaf maupun karena disengaja yang dengan pembangkangan itu akan melahirkan situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi si pembangkang dan kehidupan sosialnya, dalam dunia pendidikan pembangkangan adalah kesalahan yang fatal, kemurkaan adalah satu dari beberapa ganjaran yang akan didapatkan si pembangkang dan kemurkaan itu tidak akan hilang kecuali sipembangkan melakukan hal yang sama seperti si anak yang terdapat pada cerita diatas, terkadang Antara Kehendak Hati dan Keharusan menjadi dua hal yang sangat bertolak belakang . Maka pada prinsipnya, menuruti kata hati dalam kehidupan adalah bukan solusi terbaik, serahkan setiap putusan hidup bukan pada hati karena hati dekat dengan nafsu dan nafsu adalah organ yang dikendalikan syetan, serahkan putusan hidup (termasuk didalamnya adalah pilihan) kepada hukum/aturan yang berlaku di tempat yang kita diami saat ini, ucapan maaf serta penyesalan yang mendalam disertai tekad untuk berubah adalah solusi yang terbaik. Akhirnya, semoga dengan tulisan sindiran diri ini kita dijauhkan dari predikat manusia yang hina karena pembangkangan terhadap hukum ! Amin..

Mari kita menjadi siswa yang keren karena kepatuhan kita terhadap hukum !

Senin, 27 Agustus 2012

Bukan Hanya sekedar Galau

Galau itu apa ya ? makhluk apa sih ? ko dia bisa datang dengan cepat dan susah pergi ? kadang dia juga suka datang tampa kita undang semacam itu tuh, senang ga sih kalo lagi galau ? seneng ya ? buktinya kalo lagi galau suka diliatin dan bahkan jadi sebuah kata yang sengaja dibuat untuk mengisi kekosongan Time Line di Twitter dan Home di Facebook atau apalah, oke, ga ada yang seneng sama galau ! tapi kalau memang ga seneng ko malah mencari galau bahkan malah mendekatinya ? aneh, aduh.. jadi galau gini gara-gara mikirin si galau -___- . so, galau itu apa dong ????

Ah dari pada tambah galau gara-gara mikirin si galau meningan kita cari tau tentang makhluk yang satu ini dan mari kita sedikit bedah . perkiraan, kata galau muncul pada tahun 2010 kesini (kalo salah boleh dikoreksi) dia hadir bersamaan dengan berkembang pesatnya bahasa-bahasa baru dalam pergaulan anak muda zaman sekarang,khusunya dikalangan pelajar. Katanya sih galau itu bahasa yang gaul gitu, eh gaol bukan gaul. katanya juga sih ga gaul kalo ga galau, ga anak muda banget deh kalo ga galau mah, emang orang tua ga boleh galau ya ? curang dong ! kalo kita memandang kata galau melalui kaca mata yang bijak. hehe, galau itu tidak jauh beda sama artinya dengan kata "kegundahan/masalah" yang bersemanyam dalam hati dan pikiran, ya sedikit dimodif aja dengan merubahnya dengan kata galau biar kelitan kece badai -___-, jika galau adalah kegundahan/masalah yang bersemanyam dalam hati dan pikiran berarti galau adalah milik semua orang bukan hanya milik anak muda, coba kita lihat, orang tua yang mengalami kegundahan karena dihadapkan dengan urusan pekerjaan atau dengan rumah tangga, apakan orang tua itu disebut sebagai orang tua yang galau ? iya, dia adalah orang tua yang galau karena kegundahan yang dideritanya, tuh kan, galau itu adalah makhluk milik bersama. Siapa sih yang ga pernah galau ??

Terus, galau itu boleh ga ? boleh sekali, asalakan galaunya ga berkepanjangan dan setelah galau kita mampu menjadi pribadi yang lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi sebuah persoalan hidup, ada untungnya juga loh kalo kita mendapatkan kegalauan, ketika kita sedang galau itu artinya kita sedang mendapatkan sebuah masalah dan ketika kita mendapatkan sebuah masalah itu artinya kita sedang dididik oleh masalah untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa, karena galau akan mengahantarkan kita pada kedewasaan selain akan terbentuknya pribadi yang arif dan bijaksana tadi. Jadi boleh dong kita bangga dengan galau ? boleh sekali ! kita boleh bangga dengan kegalauan hanya galaunya jangan lebay, galau yang dibuat-buat kerena ingin terlihat galau oleh orang lain, biarkan rasa galau itu hadir dengan alami dan dengan sendirinya. Karena perlu diketahui bersama, untuk bisa semakin dewasa mesti melalui pintu gerbang yang disebut galau (masalah/kegundahan), galau bisa melalui apa saja, galau karena belum mengerjakan PR, galau karena pernah menyakiti hati teman kita dan kita belum meminta maaf padanya, galau karena pernah ngambil uang orang tua dengan diam-diam (hayo siapa tuh ?) dan kita belum bisa jujur pada orang tua, galau karena apa lagi ya ? banyak deh, galau itu sebuah keharusan dalam kehidupan, dia adalah pemanis hidup agar kedewasaan kita bisa dirasa berkesan. Nah.. yang ga boleh itu galau yang bagaimana ? galau yang ga boleh itu adalah galau yang terjadi karena urusan perasaan pada pasangan/lawan jenis yang dengannya kita menjadi terpuruk yang menyebabkan ketidakmampuan berfikir dengan tenang terhadap masalah yang dihapai, bukan hanya pada masalah perasaan pada pasangan/lawan jenis ketang, pada hal lain juga kita ga harus galau berkepanjangan karenanya. lagian masalah yang kita hadapi bukanlah hal yang mesti kita ratapi terus menerus tapi harus kita selesaikan dengan kepala yang dingin dan hati yang jernih. Indah rasanya jika kita mendapati sebuah kegalauan dan kita jatuh karenanya tapi kita mampu segera berdiri dan kembali berlari dengan kencang.

Hidup bukan hanya sekedar galau. maka minta dan beroalah pada Tuhan agar kita dikuatkan dan diberikan jalan keluar ketika galau, jangan berdoa pada Tuhan agar kita tidak diberikan galau. Kan sudah disampaikan tadi diatas bahwa galau adalah pemanis hidup. Maka, jadikan galau bukan hanya sekedar galau, jadikalah dia sebagai cambuk diri agar kita menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi pribadi yang diperhitungkan oleh semua orang, Huhuyy... asik bangetkan galau yang satu ini ? berbeda dengan galau yang suka berkeliaran didunia maya, galau yang seperti itu adalah galau "bobodoan", kenapa bobodoan ? karena galau yang seperti itu adalah galau yang ingin ditanya "Kenapa hei ?" maksudnya ingin terlihat galau oleh yang lainnya, ya... semacam cari perhatian kali. hehe. 

Tulisan ini adalah satu dari beribu tulisan lainnya yang mengangkat tema galau dalam tulisannya, ada sedikit oleh-oleh nih. Jadikanlah galau mu lebih berkesan karena galau bukan hanya sekedar galau dan JANGAN TAKUT GALAU ! udah itu aja.
-SALAM PASKIBRA-
coba simak beberapa pengertian lain tentang galau dibawah ini.(Bonus)

Galau adalah suatu perasaan di lema.
Galau adalah sebuah pengambilan keputusan yang tidak pernah final.
Galau adalah suatu fikiran jangka pendek yang berubah ubah dalam waktu singkat, akibat rasa lelah, jenuh,bosan dll.
Biasanya hal ini yang menyebabkan galau. Lalu di berilah nama galau.

Galau adalah suatu hanyalah khayalan tingkat tinggi yang telah bercampur dengan fikiran atau persoalan pribadi yang nyata (contoh: 1 menit yang lalu menghayal tinggal di bulan, setelah itu tiba tiba pusing mikirin hutang, terus tiba tiba pusing mikirin si udin).

Jadi intinya galau adalah sebuah fikiran yang tidak dapat di cerna otak, karena sifatnya yang berubah ubah dan membuat otak yang lelah bertambah lelah.

Biasanya galau adalah pilihan atas rasa jenuh dan bosan. Artinya dari pada bengong, mending mikirin sesuatu ( Komentar Orang Galau: ini komentator sepertinya tergila - gila sama Syahrini).

Galau terjadi mendadak akibat rasa sadar. Misalnya dia banyak hutang dan persoalan pribadi (Komentor : Berarti Salah satu cara menghindari Galau ?, bayar hutang dong?).

Lalu kemudian pergi nongkrong ketawa ketiwi di rumah temannya. Lalu tiba tiba dia sadar di punya banyak persoalan yang belum tuntas. Akhirnya galau deh.

Sorry kepanjangan,maklum lagi galau nih haha.” By Noepit (broeda.blogspot(Dot)com)

Nasihat Untuk "#17 Yodha Anjaya"

Dik, bagaimana kabar hari ini ? sudah lama kita tidak bertemu,   haduh... kangen. Masih semangatkah dengan harapan yang tertanam dalam hati ? masih adakah rasa loyal untuk tetap berdiri mengharumkan "rumahmu" ? dan masih adakah PASKIBRA dipundakmu ? semoga kita tetap berada pada jalur yang benar yang kan membawa kita terbang melintasi samudra sekalipun itu dengan sayap yang tak lagi sempurna. Dik, kebersamaan kita sudah berada dipenghujung perpisahan, tidak lama lagi kau harus hidup dengan kehidupan yang lebih luas lengkap dengan jalan yang terjal nan penuh duri. Ah.. tapi aku sama sekali tidak khawatir dengannya, karena ku yakin kau akan tetap bersama dengan sisa kekuatan yang kini telah melebur dengan pikir dan langkah pada masing-masing diri. Dik, Jika ada yang bertanya "Sudah mendapatkan apa selama mengikuti pendidikan disini ?" kira-kira jawaban seperti apa yang hendak disampaikan ? untuk menjawab pertanyaan itu tidak perlu berfikir panjang dan termenung terlalu dalam, biarkan jawaban itu mengalir bah genangan air yang membawa kehidupan pada  tanah yang gersang. Dik, pahit manis perjalanan telah banyak kita lalui bersama, tetesan air mata serta aliran deras keringat yang membasahi tubuh sudah cukup kiranya menjadi saksi betapa menariknya perjalanan yang telah kita lalui , pernah ku ingat ketika kita termenung bersama dalam episod "Ketidakadilan perlakuan " masih ingatkah ? yang waktu itu tuh.. kita bersembunyi ketika kakak mu sedang berlatih dilapangan. hehe, saat itu nyaris tidak nampak sebuah senyum dan tawa, yang ada hanyalah ketegangan dan kepasrahan terhadapan sesuatu yang kau sebut "Tidak Adil", hemm... tidak adilkah ? coba lihat lebih dalam dirimu dik . Adalah wajar jika sikap yang demikian muncul, saat itu aku hanya berkata "Kalian akan seperti kakak kalian dan bahkan bisa lebih" benarkah ? coba kau tanya pada tokoh saksi yang telah kita sebut dimuka. Masihkah dirasa tidak adil ? 

Dik, jika dirasa pengabdian mu belum sempurna, masih ada waktu untuk mendapatkan kesempurnaan itu, gunakan waktu yang telah tersedia agar jejak langkah mu sempurna dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada. Bukankah kau berharap ingin menjadi bintang yang paling bersinar ? itu adalah azam mu dan kau harus bertanggungjawab terhadapanya. Dik, tetaplah pada harapan itu, harapan yang telah kau canangkan adalah langkah awal untuk bisa menjadi bintang yang paling bersinar diantara bintang lainnya. sulitkah ? ku pikir tidak, karena nyatanya masih banyak orang yang kini masih memberikan kepeduliannya untuk mu, dan dia masih rela menyempatkan waktu yang banyak untuk bisa merangkul dikala kau berada dalam jurang keterpurukan, dan masih ada orang yang kini masih mau menemanimu ketika senyum menghiasi wajah manismu, banyak dik ! bahkan terlalu banyak, dan mudah-mudahan aku masih diberikan masa untuk bisa menyokong dan memberikan banyak kekuatan agar kehidupan mu disini nampak sempurna. Dik, jangan pernah merasa dongkol dengan ucap dan sikap yang pernah menyakiti hati mu, bagaimapun juga itu adalah bentuk kepedulian dan bentuk perbaikan yang diberikan untuk mu, jangan pernah marah dan kecewa ketika karya mu tidak dianggap baik dimata yang memandang, bukan karena karya mu yang tidak baik mungkin ada hal lain yang harus kau benahi agar karya yang telah kau buat bisa lebih baik dan mampu memberikan sebuah perubahan pada rumah yang kita huni bersama. Dik, masih ingatkah pada hari yang membuat kulit hidung kita melepuh karena berontak kepanasan ? ya.. aku sangat ingat, itu adalah salah satu perjalan kita untuk bisa membuktikan pada mereka yang dahulu dicemburui karena mampu membawa rumah kita semerbak harum. Lalu pada akhirnya... ternyata kita bisa seperti mereka, seperti kakak mu, sangat membanggakan bukan ? terlebih perjalanan kita untuk menyamai kakak mu adalah perjalanan yang sangat panjang dengan penuh rasa sakit yang terasa disekujur aspek kehidupan. Ku tahu kau rela "membangkang" pada orang tua mu, kau rela meninggalkan sahabat terbaik mu diluar sana agar kau bisa menjadi yang terbaik yang mampu membuat semua bangga dengan segala karya mu. Dan rasa sakit itu memang terbayar dengan setimpal, sampai pada akhirnya kita mampu berdiri dengan penuh haru di podium teratas dan itu kita dapati lagi pada perjuangan selanjutnya, menyenangkan bukan ? yang paling membuat ku bangga adalah ketika kau mampu hidup dibanyak alam, kau mampu menunjukan kemampuan mu untuk bisa menjadi bintang dibangku pendidikan, kau mampu menjadi bintang dijalan juang yang lain, lalu bagaimana dengan kehidupan dirumah mu ? ku harap itu lebih baik dari kehidupan yang lainnya.

Dik, jika telah tiba pada masanya, ku harap kau menjadi seorang insan sebenar-benarnya insan, yang kehadiran mu sangat dinantikan oleh semua yang jika kau tidak hadir disisinya kau adalah orang paling banyak mendapatkan rindu dari orang disekeliling mu. Ouch ea .. (kaka voice), PR yang belum sempat dikerjakan tolong segera diselesaikan ya, seperti PR sikap yang harus segera dirubah dan coba mulai dari sekarang belajar menjadi orang yang memiliki rasa peduli yang tinggi pada sekitar karena banyak orang yang kini peduli pada mu dan dia mengharpakan kepedulian balik dari mu. bukan hal yang sulit untuk menjadi orang yang peduli, mudah kok.. kau hanya tinggal mendengar setiap ucap hatinya lalu kau berikan apa yang diinginkan oleh hatinya, mudahkan ?

Hemm.. tentang nama, beberapa hari yang lalu aku sengaja membuka sebuah lembaran kamus bahasa sangsekerta dan didalamnya aku menemukan kata Yodha yang artinya Prajurit dan kata Anjaya yang artinya Jaya, jika diterjemahkan dengan cara menggabungkan kedua kata itu artinya akan menjadi Prajurit yang membawa pada kejayaan, dan aku tidak menghilangkan sebuah angka yang selalu kau agul-agulkan, 17 tetap aku simpan dibarisan terdepan sebagai arti bahwa kau adalah angakatan 17. Angkanya cantik ya ? jika dilihat dari padangan usia, pada usia 17 adalah usia yang sudah beranjak dewasa namun labil dengan kehidupannya. persis seperti kamu ya ? hehe. Nah... jika digabungkan antara 17, Yodha dan Anjaya kira-kira akan melahirkan sebuah arti bahwa Angakatan 17 adalah sebagai prajurit yang membawa rumah kita pada panggung kerjayaan. WOW ga ?? haha. itu adalah sebuah penghargaan yang bisa aku berikan untuk mu, sekaligus itu adalah doa kudus ku untuk agar kau tetap berada di panggung kejayaan. mudah-mudah bisa diterima ya pernghargaannya. Amin..

Sudah, jika harus ku tuliskan semua perjalanan ku dengan mu disini, rasanya waktu yang tersedia tidak akan cukup.( Lebe ). Dik, ini hanya Nasihat sederhana dan sedikit menapak tilas pada jalan yang kita lalui bersama. Benarnya yang aku tulis disini mudah-mudahan mampu menempati ruang pikiran mu dan salahnya yang aku tulis disini mudah-mudahan menjadi pelajaran berharga agar ku selalu melalukan perbaikan.
terakhir, ingin ku katakan lantang dihapan mu. kata : KKKKKKKKKKUUUUUUUUUUYYYYYYAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Eh satu lagi, tentang sikap mu yang belum ku maafkan, sampai pada detik ini, maaf aku belum bisa memaafkannya. Karena aku belum melihat perubahan yang signifikan dari mu. Ayo dong.. segera dirubah ! dan tentang larangan "berhubungan" tolong dipikirkan lagi. jangan sampai kau ku anggap sebagai pembangkang !! hehe .
see you next time.. miss you all...

By : E.M Saputra

Minggu, 26 Agustus 2012

Tetaplah dengan Ciri Khas PASKIBRA ! Dik

Pernah dengar jawaban yang seperti ini ? “Siap ! ingin bisa disiplin kang !” atau pernah mendengarkan lirik dari lagu ini ? “....Disiplin disiplin adalah nafasku....”  jika pernah, apa yang teringat dari dua kasus kalimat diatas ? jika tidak, coba pikirkan dan ingat lagi ! hehe. Adalah masa pendidikan selama mengikuti perjalanan di PASKIBRA kalimat dan lirik lagu itu selalu terucap dan terdengar, bukan tampa maksud tapi dengannya mampu mendongkrak semangat dan melahirkan sebuah motif berfikir yang rata dari peserta didik. Disiplin adalah sebuah tujuan yang hendak dicapai, disiplin adalah sebuah keharusan yang harus ada disetiap pribadi penghuni rumah ini (PASKIBRA). Kehadiran pembelajaran disiplin dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan dan sangat dituntut untuk bisa tersampaikan, karena denganya –sikap disiplin- akan melahirkan pribadi yang ideal yang akan menjadi modal untuk bisa mengarungi kehidupan didalam maupun diluar organisasi yang dihuni, tampa adanya disiplin tidak akan ada kreatifitas yang diterima dan tampa adanya disiplin tidak akan ada karya yang dihargai. Perlu menjadi catatan penting bahwa pembelajaran sikap disiplin bukan hanya ada pada masa pendidikan di PASKIBRA, kita semua tahu bahwa semua menjadikan materi ini dalam setiap pendidikannya, baik itu sebuah organisasi didalam maupun diluar sekolah. Nah... agar pikiran kita tidak terlalu jauh berfikir, pada kesempatan ini kami akan membahas pada hal yang lebih khusus dan sempit lagi, yaitu pembahasan kedisiplinan dalam ruang lingkup Ekstrakulikuler yang ada disekolah, dalam hal ini adalah PASKIBRA.
Banyak para tokoh ahli yang mengartikan kata “Disiplin” baik mengartikannya secara harfiah maupun secara pengertian yang luas, disini kami mencoba menjadikan setiap perbedaan itu menjadi satu. Secara garis besar disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku disuatu tempat dan menurut waktu berlakunya, baik taat pada hukum yang tertulis maupun yang tidak tertulis, baik pada hukum yang dibuat sendiri maupun pada hukum yang dibuat oleh orang lain. Mari kita sedikit  membuka lebih luas pemikiran kita, dewasa ini sikap disiplin adalah hal yang terlihat kaku, sikap disiplin adalah hal yang asing dan kadang dia menjadi hal yang sangat dibenci oleh hati, bagaimana tidak ! karena untuk bisa bersikap disiplin perlu sekiranya ada hal yang dikorbankan. Kita coba angkat sebuah kasus sederhana, seseorang akan sangat benci untuk bisa datang lebih awal karena kebiasaannya adalah datang terlambat dengan segudang alasan. Bukankah ketika datang lebih awal dan tepat waktu termasuk pada tindakan disiplin, dia adalah disiplin pada waktu ? kenapa harus enggan disiplin pada waktu ? atau coba kita tengok pada kasus yang volumenya sedikit lebih besar, Ketika ada orang yang ingin melaksanakan dan patuh pada aturan yang berlaku, kemungkinan resiko yang akan dia hadapi adalah dia akan terlihat terang (dengan sikap kepatuhannya) diatara orang yang ada disekelilingnya karena mereka terlihat gelap dengan sikap yang tidak mau diatur. Sepertinya akan menjadi hal yang aneh jika ada yang berprilaku disiplin pada masa yang kian bebas ini, Aneh kan ? ya sangat aneh, tapi perlu menjadi sebuah kebanggan bagi dia yang mampu memunculkan sikap disiplinnya  kerena dia akan tetap terlihat terang (Kalo belum mengerti dengan kalimat bercetak tebal dan berdiri miring, coba sedikit berfikir dengan kening yang dikerutkan. hehe) . Coba kita tengok pergaulan remaja zaman sekarang, kehidupan mereka cenderung ingin bebas dan tak mau diatur, disadari atau tidak dengan kebebasan dan ketidakmauan diatur itu akan menghantarkan mereka pada jalan yang akan membawa pada kehidupan lain yang jauh dari kehidupan yang benar. Miris jika kita melihat generasi bangsa yang kian carut marut ini, mereka menjadi korban zaman ! maka... melihat realita seperti ini, diam dan termenung bukanlah solusi cerdas bung ! perlu kiranya sebuah sikap perubahan yang harus muncul dari kita selaku orang yang mengerti tentang pola hidup disiplin, memberikan pengajaran adalah solusi terbaik pada masa ini.
Maka, sudah seharusnya kita bangga karena bisa mengenal dan berada dirumah yang satu ini, sebuah wadah yang didalamnya kita dididik dan ditempa guna menjadi pribadi yang ideal dengan sikap disiplinnya. Disiplin adalah sebuah sikap yang harus tumbuh dan berkembang ditubuh para “penghuni rumah” , walaupun terasa tersiksa ketika kita membiarkan dia tumbuh dan berkembang ditubuh ini tapi biarlah dia tetap seperti itu, mari kita siram dia dengan air ketabahan serta keikhlasan agar dia menjadi indah dengan bunga yang merekah nan berbau  harum. Dan harus muncul sebuah keyakinan bahwa sikap disiplin bukanlah sikap yang kaku, dia hanya akan terlihat kaku bagi mereka yang tidak biasa hidupnya diatur dan berdisiplin, dan dia akan terlihat biasa saja dan bahkan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang hidupnya siap sedia untuk hidup berdisiplin. Untuk menjadi  pribadi yang disiplin bukanlah perkara  mudah, perlu latihan dan pembiasaan terhadapanya. Terkadang jika kita tidak menghendaki hukum yang berlaku ditempat yang kita diami bukannya disiplin yang lahir tetapi kebencian kepada hukum yang akan lahir dari diri kita. Pahamilah dengan sebenar-benarnya pemahan, pahami dengan hati bukan dengan emosi, setiap hukum yang dibuat adalah agar kita terjaga dari kehidupan yang menyimpang.
Dari uraian diatas, sekarang kita dapat memahami betapa pentingnya kita hidup dengan pola disiplin. Hubungannya dengan PASKIBRA, disiplin adalah sesuatu yang menjadi bahan ajar didalam tubuh PASKIBRA, maka jadikan bahan ajar itu sebagai pemahaman yang selanjutnya jadikan dia sebagai pola sikap dan tindak. Mudah-mudah sikap disiplin tetap akan menjadi ciri khas tersendiri yang akan selalu melekat pada para penghuni PASKIBRA dan kita dijauhkan dari sikap pembangkangan terhadap hukum (Intruksi). Sekali lagi, Disiplin adalah milik semua, pembahasan disini adalah pembahasan yang dikhususkan dan disempitkan guna mempermudah memahami betapa pentingnya berdisiplin dalam seluruh aspek kehidupan yang berluang lingkup di sebuah Ekstrakulikuler PASKIBRA.
--Salam PASKIBRA ! semoga kita tetap jaya !!--

Sabtu, 25 Agustus 2012

Berbagi Kisah



Salam KORSA !
sedikit informasi bagi akang/teteh keluarga besar PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi (PASSACIL), termasuk didalamnya adalah Junior, Senior, Purna Bhakti dan Alumni, sera Dewan Pelatih kami tunggu tulisan tentang kisah dan pengalaman selama mengikuti pendidikan di PASSACIL baik itu pengalaman yang penuh kesenangan maupun pengalaman yang penuh penderitaan, hehe. Tulisan akang/teteh nanti akan kami muat di Blog ini dilabel yang terpisah dengan tulisan yang lainnya. jika berminat silahkan kirim tulisannya ke : Galeripassacil@gmail.com. Mari kita berbagi kisah pengalaman dengan adik-adik kita yang tengah berjuang mengharumkan nama PASSACIL dikanca internal dan eksternal. Pernah mendengar kalimat ini ? 
"Pengalaman adalah guru terbaik", mari....

Kamis, 23 Agustus 2012

Janji Roda (Kehidupan)



Semua tahu dan mengetahui tentang  eksistensi/keberadaan dari sebuah benda yang berbentuk bundar dengan dipenuhi kerangka penyangga didalamnya sebagai bentuk dari sebuah kekuatan, masing-masing orang memperlakukan dia dengan sangat beragam, ada yang memperlakukan dia sebagai alat permainan dan teman bermain ketika masa kecil, dia diajak berputar dan berlari, ada pula yang mempelakukan dia sesuai dengan fungsi dari penciptaan benda tersebut yaitu sebagai alat pendukung agar benda yang lain bisa berjalan dengan mudah, baik digunakan pada kendaraan atau alat pendukung yang lainnya. Sebagai contoh, pernah melihat delman ? dia digunakan disana sebagai sebuah benda yang membantu pak kusir menjalannkan tugasnya, lalu pernah melihat becak ? dia digunakan disana sebagai sebuah benda utama dalam membantu tukangnya melayani seorang pelanggan. Sudah ketebak ? dia adalah roda, sebuah benda yang keberadaannya sangat dibutuhkan dan sangat bermanfaat untuk bisa mempermudah sebuah pekerjaan atau aktifitas. Secara pengertian, Roda adalah objek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbut didalamnya, yang dapat menghasilkan suatu gesekan kecil dengan cara bergulir (sumber : wikipedia indonesia -edit-)
            Jika hidup dibagi dalam beberapa episod, nampak terlihat dan terasakan ketika indera kita merasakan bagaimana manisnya kehidupan yang kerap kita jalani, merasakan bagaimana nikmatnya tersenyum yang mengembang, merasakan bagaimana bugarnya tubuh yang sehat, merasakan betapa bahagiannya ketika kita mampu mencapai harta dan harap yang diinginkan, dan beribu kenikamatan lain yang mungkin telah kita dapatnya dan rasakan saat ini, tentu dengan proses yang panjang dan terkadang terasa menyakitkan. Namun tidak adil rasanya jika hidup yang kita lalui selalu semanis yang kita impikan, kenyataan yang terjadi adalah manisnya hidup terkadang membuat tangan memegang erat kepala karena kepahitannya, nikmatnya senyum terkadang berubah dengan gigitan bibir yang berusaha menahan tangis, bugarnya tubuh terkadang terasa sangat menyiksa sehingga untuk berdiri pun adalah sebuah hasil terbaik, harta yang banyak terlalu cepat pergi dari keterlambatan kita untuk mendapatkannya, lalu bagaimana dengan harapan-harapan yang lain ? dia pun kadang tak sudi untuk menyapa dan menyentuh pada kehidupan kita, apakah karena Tuhan yang justru tidak adil atas kenyataan hidup yang kita alami ? SANGAT TIDAK SEPERTI ITU ! dan itu hanya episod hidup. Dik, ketahuilah, inilah kehidupan ! kadang kita berada pada masa ketika lisan kita tak henti-hentinya mengucap kalimat syukur atas segala kebahagiaan dan kenikmatan yang diberikan, dan terkadang lisan dan tubuh ini menggunjing,  mengeluh lalu marah atas derita hidup yang didapatkan.
Dik, jika kebahagiaan dan kenikmatan hidup adalah bagian atas dari sebuah roda maka penderitaan dan pahitnya hidup adalah bagian lain yang berlawanan dari sebuah kebahagiaan dan kenikamatan. Dik, tahukan prinsip kerja sebuah roda ? ya, dia akan berputar sesuai dengan masa dan kehendak yang memutarnya, dan itulah janji roda (kehidupan) yang tidak akan berhenti berputar !. Tugas kita hanyalah mengikuti kemana roda kehidupan berputar dan kemana roda tersebut berhenti, adalah insan terbaik yang mampu selalu bersyukur lalu bertanggung jawab atas segala kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang didapatkan, adalah insah yang kuat nan tangguh yang mampu menerima segala kenyataan hidup yang dialami  dan dia segera bangkit lalu berlari dari jatuh yang terasa menyakitkan.  
Dik, mari kita buat lisan kita sibuk dan jangan biarkan dia berhenti untuk mengucap syukur atas kebahagiaan yang kita alami dan mari kita segera bangkit lalu berlari dari keterpurukan hidup yang dialami, akan nampak sebuah cahaya terang dibalik kegelapan, akan nampak langit indah nan berwarna yang memanjakan mata dibalik hujan badai dan akan nampak suasana sejuk nan segar dari dahaga dan kemarau panjang yang kita rasakan. Dik, aku titip setiap kata ku di qalbu mu yang paling dalam, dan segera bumikan dalam sebuah kerja nyata, tetap terimalah hidup beserta dengan kenyataan yang ada walaupun hati sangat menolak keberadaannya. Dik, tersenyum dan berbahagialah karena roda telah berjanji, bahwa dia akan terus berputar sampai pada masanya dia berhenti berputar.

Forum Diskusi

Bagaimana akang/teteh menyikapi betapa banyaknya sebuah event perlombaan yang diselenggarakan ? apakah dengannya kita akan kehilangan fungsi sebagai Pengibar Bendera ?? Share disini ya ... :)

Pertemuan adalah Kisah Memanjang


Dan sampai saat ini masih ada sisa didalam pikiran ketika ku bersua dan menatap mata mereka. Ini adalah awal pertemuan ku dengan mereka, yang selanjutnya ku sebut (mereka)  dengan nama “Sang Pemegang Panji Kejayaan” sebuah sebutan yang tidak berlebihan bagi mereka yang telah membawa kami (PASSACIL)  berada dan merasakan manisnya berdiri dipanggung kejayaan, dengannya cukup membawa perubahan yang signifikan dalam banyak bidang, baik bidang administrasi, organisasi ataupun akademis, walaupun belum sempurna sebagaimana mestinya. Kami bisa merasakan manisnya ini selama setidaknya satu tahun kebelakang, Singkat memang, jika dibandingkan dengan yang lain mungkin kisah kami adalah yang paling sekejap. Disini kami hanyalah anak baru nan ingusan yang baru saja masuk kedalam kehidupan “Keras” didunia perlombaan, eitss.. dulu kami juga sempat mampu bertengger dipodium teratas  tapi tidak semanis dan sejaya sekarang, tetap kami haturkan terimakasih kepada para pendahulu kami, yang sempat membawa harum nama kami. Namun ketahuilah, bagi kami ini adalah sebuah penghargaan yang penebusannya dibayar dengan perjalanan yang terasa menyiksa. Walau semua tahu, awal kebangkitan kami adalah karena adanya campur tangan dari tangan dingin orang asing, ya... dia memang asing bagi kami, bagaimana tidak! Dia bukan siapa-siapa dan dia sebelumnya tidak memliki sebuah ikatan khusus dengan kami, tapi dia mampu membawa kami pada perubahan yang positif, hebat bukan ?. Namun anggapan ini tidak lama bersemanyam dalam pikiran kami,  kami dan ku anggap dia adalah seorang yang sangat berpengaruh dan bertanggung jawab atas segala raihan yang kami dapatkan saat ini, dia adalah sosok inspirasi bagi kami dan anggapan lebih ku tentang dia adalah aku menganggap dia sebagai guru dilain dunia. Makasih kang, atas semua yang telah diberikan baik karena keikhlasan maupun keterpaksaan, namamu tetap kan kami kenang dan terususun rapih bersama dengan deretan huruf yang berbaris dengan gagahnya. Adalah X-VI (PASKIBRA SMPN 1Cileunyi angkatan 16) yang menjadi pasukan pembuat sejarah baru ketika mereka melakukan sebuah aksi yang hampir menyerupai “Aksi sapu bersih” pada sebuah penghelatan akbar yang diselenggarakan oleh SMAT KRIDA NUSANTARA-Bandung satu tahun silam, pada saat itu pasukan dikomandoi oleh dik Shopi Naziihah Yahya. Minggu, 3 April 2011. Ucapan selamat, pujian, sanjungan dan penghargaan berbentuk materi serta pembicaraan khalayak orang tertuju pada kami. Disatu sisi kami wajib bersyukur atas segala yang kami raih, bagaimanapun juga ini adalah awal bangunnya kami dari tidur panjang dan mampu merasakan kembali berdiri dipodium teratas. Sekali lagi ! ini adalah sejarah tersendiri bagi kami dengan segala perubahanyang diberikan oleh akang - tentu dengan bantuan dari semua pihak yang terlibat-, namun disisi lain kami sedikit tertegun dengan segudang tanggung jawab dipundak yang mesti kami jaga atas pemberian ini, pernah ada ungkapan “Kadang mempertahankan lebih sulit daripada meraih” dan itu kami rasanyakan. Duh, Ada saja orang yang menganggap kami salah dan kalah ! gunjingan, hinaan dan caci makian sampailah pada telinga kami yang membuat hati kami terbakar dan nyaris tersungkur karenanya. Ah.. itu hanya pendapat saja, baik buruknya kami biarkan dinilai oleh semua, namun kami sangat tahu tentang diri kami sendiri.  
                Kembali pada kisah dibukit kaki manglayang.  Yang saat itu ku lihat adalah sebuah pemandangan dari mata sayu dan raga yang tak mampu menyembunyikan rasa lelah yang mereka rasakan. Ku tahu, mereka telah melakukan sebuah perjalanan yang panjang dari “Rumah” menuju “Alam” hanya untuk sekedar mendapatkan sebuah penghargaan dan pengakuan sebagai Calon Anggota PASKIBRA (CAPAS) dari keluarga besar PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi. Mata yang sayu dan raga yang lelah adalah sebuah lukisan perjalanan yang mereka tempuh demi sebuah harap, pahit getir pun telah mereka dapati.  Aku mengenal mereka sebagai pasukan yang tidak terlalu besar untuk saat ini, mereka hanyalah barisan pasukan yang tidak tahu dan mengerti tentang arti dari sebuah “Tempat Tinggal” yang nanti kan mereka huni, yang mereka tahu adalah bahwa mereka kini sedang merajut sebuah kisah sederhana yang kan membuat mereka besar dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tidak banyak kisah yang ku dapat disana, selain karena ku adalah orang yang sangat asing, saat itu juga tidak banyak yang ku lakukan untuk mengenal mereka lebih dekat. Hanya saja yang kini selalu kuingat adalah tentang cerita sebuah pertemuan yang memanjang , ku harap kita mampu menjadi sesuatu yang disegani dan diperhitungkan  atas segala yang kita miliki.  Semoga....
               

Disana, kau rangkai sebuah kisah
                Dengan tetesan keringat lelah
                Dengan lukisan tubuh yang tak lagi tangguh
                Dengan langkah kaki yang terlihat payah
Lalu ku pandang,
Corengan hitam pemanis wajah
Binar mata yang tak lagi terang
                Keringat yang tertetes adalah saksi
                Cerita yang terukir adalah janji
                Uluran tangan ku adalah bakti
                Untuk kita tetap berdiri !

Sabtu, 18 Agustus 2012

Baris Kata Untuk Laras

LARAS ku dengarlah...
Jalan yang kita impikah adalah indah nan mulia
Jalan yang kita tempuh adalah terjal nan berbatu
Kita temui duri dan rintang
Kita temui gonggongan manusia hina
Hidup kadang tak semanis diakata

LARAS ku...
Terbangkanlah kepakan sayapmu lintas cakrawala
Pijakanlah hantaman kakimu getarkan bumi
Lontarkanlah suara lantangmu bah singa yang mengaung
Lalu biarkan semua berjalan seperti seharusnya

LARAS ku...
Ada masanya pikir harus tertegun dan terjatuh
Ada masanya tubuh tersungkur dan tak pernah bangun
Ada masanya tetetas air terjatuh dari mata
Ada masanya detak jantung terengah-engah

LARAS ku yakinlah...
Akan ada terang setelah gelap
Ingat kah janji roda ?
dia berjanji dan dia akan tetap berputar
Yakinlah....

Jumat, 17 Agustus 2012

Sejarah Bendera Merah Putih


Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing. Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1.Menurut sejarah, Bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orangAustronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Zaman itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari danCandra berarti bulan. Penghormatan dan pemujaan tidak saja di kawasan Nusantara, namun juga di seluruh Kepulauan Austronesia, di Samudra Hindia, dan Pasifik.
Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan kedua, yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia Tenggara dan kemudian berbaur dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk ke Nusantara. Perpaduan dan pembauran inilah yang kemudian melahirkan turunan yang sekarang kita kenal sebagai Bangsa Indonesia.
Pada Zaman ituada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/Sunda) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.
2.Pada permulaan masehi selama 2 abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Song dalam membuat alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan gendering besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali gendering ini disebut Nekara Bulan Pajeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut diantaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu burung. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupawaruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.
Sejak kapan bangsa-bangsa di dunia mulai memakai bendera sebagai identitas bangsanya? Berdasarkan catatan sejarah dapat dikemukakan bahwa awal mula orang menggunakan bendera dimulai dengan memakai lencana atau emblem, kemudian berkembang menjadi tanda untuk kelompok atau satuan dalam bentuk kulit atau kain yang dapat berkibar dan mudah dilihat dari jauh. Berdasarkan penelitian akan hasil-hasil benda kuno ada petunjuk bahwa Bangsa Mesir telah menggunakan bendera pada kapal-kapalnya, yaitu sebagai batas dari satu wilayah yang telah dikuasainya dan dicatat dalam daftar. Demikian juga Bangsa Cina di zaman kaisar Chou tahun 1122 sebelum masehi.
Bendera itu terikat pada tongkat dan bagian puncaknya terdapat ukiran atau totem, di bawah totem inilah diikatkan sepotong kain yang merupakan dekorasi. Bentuk semacam itu didapati pada kebudayaan kuno yang terdapat di sekitar Laut Tengah. Hal itu diperkuat juga dengan adanya istilah bendera yang terdapat dalam kitab Injil. Bendera bagi raja tampak sangat jelas, sebab pada puncak tiang terdapat sebuah symbol dari kekuasaan dan penguasaan suatu wilayah taklukannya. Ukiran totem yang terdapat pada puncak atau tiang mempunyai arti magis yang ada hubungnnya dengan dewa-dewa. Sifat pokok bendera terbawa hingga sekarang ini.
Pada abad XIX tentara napoleon I dan II juga menggunakan bendera dengan memakai lambang garuda di puncak tiang. Perlu diingat bahwa tidak semua benderamempunyai arti dan ada hubungannya dengan religi. Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan bendera sangat sederhana yaitu untuk kepentingan perang atau menunjukkan kehadiran raja atau opsir, dan juga pejabat tinggi negara. Bendera Yunani umumnya terdiri dari sebuah tiang dengan kayu salib atau lintang yang pada puncaknya terdapat bulatan. Dikenal juga perkataan vaxillum (kain segi empat yang pinggirnya berwarna ungu, merah, atau biru) digantung pada kayu silang di atas tombak atau lembing.
Ada lagi yang dinamakan labarum yang merupakan kain sutra bersulam benang emas dan biasanya khusus dipakai untuk Raja Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak abad VIII. Sampai abad pertengahan terdapat bendera yang menarik perhatian yaitu bendera “gunfano” yang dipakai Bangsa Germania, terdiri dari kain bergambar lencana pada ujung tombak, dan dari sinilah lahir bendera Prancis yang bernama “fonfano”.
Bangsa Viking hampir sama dengan itu, tetapi bergambar naga atau burung, dikibarkan sebagai tanda menang atau kalah dalam suatu pertempuran yang sedang berlangsung. Mengenai lambang-lambang yang menyertai bendera banyak juga corak ragamnya, seperti Bangsa Rumania pernah memakai lambang burung dari logam, dan Jerman kemudian memakai lambang burung garuda, sementara Jerman memakai bendera yang bersulam gambar ular naga.
Tata cara pengibaran dan pemasangan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah (dalam peperangan) dan sebagai tanda damai rupanya pada saat itu sudah dikenal dan etika ini sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa Negara di dunia.
3.Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobuur, oleh seorang pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun898 sampai 910 Raja Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka, maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di hati Rakyat Indonesia.
4.Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri, mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam suatu piagam yang lebih dikenaldengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.
5.Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah – putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.
6.Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini masih seringdikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul – umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri. Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya. Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.
7.Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di lereng – lereng gunung dan desa- desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran bendera merah- putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.
Kemudian pada tahun 1922di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain : Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia Merdeka.
Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.
Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu, karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan. Semangat persatuan tergambar jelas dalam “Poetoesan Congres Pemoeda – Pemoeda Indonesia yang berbunyi :
Pertama: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH YANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua:KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga:KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA
INDONESIA
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putihtanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah – putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.
Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.
Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan. Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentukpanitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-putih.
Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.
Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.
Bendera merah-putih mempunyai persamaan dengan bendera Kerajaan Monako, yaitu sebuah Negara kecil di bagian selatan Prancis, tapi masih ada perbedaannya. Bendera Kerajaan Monako di bagian tengah terdapat lambang kerajaan dan ukurannya dengan perbandingan 2,5 : 3, sedangkan bendera merah putih dengan perbandingan 2 : 3 (lebar 2 meter, panjang 3 meter) sesuai Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958. Kerajaan Monako menggunakan bendera bukan sebagai lambang tertinggi karena merupakan sebuah kerajaan, sedangkan bagi Indonesia bendera merah putih merupakan lambang tertinggi.

Raden Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah Pahlawan pendidikan kaum wanita Indonesia, pahlawan nasional, sekaligus tokoh panutan di kalangan masyarakat Sunda. Ia bersama Kartini adalah tokoh perempuan terkemuka Indonesia. Totalitasnya dalam memperjuangkan pendidikan terutama bagi kaum perempuan di akui dan diberikan apresiasi pemerintah dengan memberinya gelar pahlawan nasional sejak tahun 1966. Dewi Sartika adalah putri pasangan Raden Somanegara dan Raden Ayu Permas. Ayahnya seorang patih di Bandung. Kedua Orang tuanya adalah pejuang kemerdekaan yang pernah diasingkan di Ternate (maluku). Setelah kedua orang tuanya di asingkan, Dewi Sartika kemudian di asuh pamannya (Patih Aria) yang tinggal di Cicalengka. 
Biodata Dewi Sartika


NamaRaden Dewi Sartika
Tanggal LahirCinean, 11 September 1947
Wafat
Tasikmalaya, 11 September 1947
PenghargaanPahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI no 152/1966

Semasa hidupnya, Dewi Sartika amat gigih memperjuangkan nasib dan harkat kaum perempuan. Sejak1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di rumahnya,  Dewi Sartika mengajar anggota keluarga dan kaum perempuan disekitarnya mengenai berbagai keterampilan seperti membaca, menulis, memasak, dan menjahit. Pada tanggal 16 Juli 1904 beliau mendirikan Sakola Istri atau sekolah perempuan di Kota Bandung. Sekolah ini menjadi lembaga pendidikan bagi perempuan yang pertama kali di dirikan di Hindia Belanda.

Tahun 1913 Sakola Istri kemudian diganti namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri. Tahun 1913 mendirikan organisasi Kautamaan Istri di tasikmalaya yang menaungi sekolah-sekolah yang didirikan Dewi Sartika.Tahun 1929 Sakola Kautamaan Istri Berganti nama lagi menjadi Sekolah Raden Dewi dan oleh pemerintah Hindia Belanda dibangunkan gedung baru yang besar dan lengkap.

Sejak kecil Dewi Sartika memang telah memiliki jiwa pendidik. Beliau sering mengajarkan baca tulis dan berlatih berbahasa Belanda kepada anak-anak para pembantu di Kepatihan. Pola pembelajaran yang dilakukan dengan cara sambil bermain sehingga ia amat disenangi anak-anak didiknya. Langkah yang dilakukan Dewi Sartika sejak kecil ini berdampak luas sehingga nama Dewi Sartika di kenal luas oleh masyarakat sebagai seorang pendidik, terutama di kalangan perempuan.Dewi Sartika menikah tahun 1906, dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata yang juga berprofesi sebagai pendidik sehingga keduanya memiliki kesamaan visi dalam meajukan pendidikan di lingkungan masyarakatnya.

Setelah terjadi Agresi militer Belanda tahun 1947, Dewi Sartika ikut mengungsi bersama-sama para pejuang yang terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat mengungsi inilah, Dewi Sartika sudah lanjut usia dan Wafat tanggal 11 September 1947 di Cinean Jawa Barat. Makam Beliau kemudian di pindahkan ke Bandung.

Sumber: Kawan Pustaka

Fenomena LOMBA BARIS BERBARIS

Adalah suatu kebanggan jika kita mampu menjadi yang nomer satu dan mampu bediri dipodium teratas dalam penghelatan akbar Lomba Ketangkasan Baris Berbaris. Ucapan selamat, pujian,sanjungan ,penghormatan, disegani dan mendapatkan penghargaan berbentuk materi sudah      menjadi imbalan yang pasti kita dapatkan  jika dan hanya jika kita mampu menjadi yang nomer satu. Tidak mudah memang, perlu kerja keras dan pengorbanan yang luar biasa untuk menjadi pasukan yang kita harapkan. Semua memang butuh proses, jika dipikirkan lebih mendalam setiap proses yang kita lalui adalah proses panjang dan kadang terasa menyakitkan. Namun semua sadar dan kan berbuah manis, proses yang panjang dan keringat yang tertetes dimedan latihan kan terasa indah jika kita mampu menjadi yang terbaik diantara yang lainnya. Lomba Baris Berbaris (LBB), Lomba Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) atau apapun namanya kini telah menjadi jamur yang menjalar dimana-dimana. Tidak sedikit event perlombaan digelar oleh instansi pendidikan atau oleh instansi terkait hanya untuk sekedar menjadi sebuah media promosi, media profit orientid atau juga memang ingin menjaring bakat-bakat dari mereka yang terlibat dalam acara yang diselenggarakan. Saking banyaknya penyelanggaraan perlombaan, terkadang kita menjumpai perlombaan   yang secara waktu diselenggarakan secara bersamaan dengan perlombaan ditempat lain, itu dalam satu minggu, belum dalam satu bulan, bagaimana jika dalam satu tahun ? jika dihitung dalam satu tahun kita akan mendapati sebuah angka yang cukup mengejutkan, walaupun masih bisa dihitung dengan nalar pikiran. Dengan gerakan PBB yang variatif dan gerakan kolaborasi antara faviasi-formasi yang sangat indah menjadi tontonan tersendiri  yang sangat memanjakan mata, dan disana kita mampu melihat dan mengetahui betapa hebatnya mereka yang mampu menghasilkan sebuah karya. Zaman memang telah berubah, kini PASKIBRA (atau yang sejenisnya) tidak srek rasanya jika tidak mengikuti sebuah perlombaan, entah karena tuntutan zaman atau hanya sekedar unjuk gigi dan kekuatan pada khalayak orang. Salah ? Tidak ! bahkan mungkin akan dipandang aneh jika kita tidak mengikuti perlombaan yang diselenggran, beribu anggapan pun baik anggapan positif maupun negatif atas ketidak ikutan kita sepertinya akan didapatkan. Hal tersebut -mengukuti perlombaan- akan dipandang salah jika kita kehilangan "Jati diri yang sebenarnya dari PASKIBRA". PASKIBRA adalah Pasukan Pengibar Bendera bukan PASUKAN LOMBA !. Dengan banyak event perlombaan yang diselanggarakan, diharapakan kita tidak lantas memalingkan wajah dari tugas sebenarnya dari seorang PASKIBRA yakni selalu membuat sang Merah Putih berkibar dengan gagahnya dilangit yang biru. kita perlu sikap atas fenomena yang terjadi saat ini, tetap pegang teguh prinsipnya maka kita tidak akan terpalingkan dari fungsi yang sebenarnya. Keren rasanya jika kita mampu bertugas sebagaimana mestinya dan mampu berprestasi diajang perlombaan. Ini hanya baris kata sederhana, tidak ada maksud untuk menyindir atau menyalahkan baik penyelanggara atau peserta yang mengikuti penghelatan bergengsi ini. Maju terus PASKIBRA , JANGAN PERNAH LUPAKAN TUGAS SUCI YANG SEBENARNYA !

Kamis, 16 Agustus 2012

Tentang Kami

Masih perbaikan