(Sebuah akhir cerita tentang perjalanan manis pahit seorang
pelaku sejarah)
“Setiap pertemuan yang manis, terkadang
diakhiri dengan perpisahan yang terasa menyakitkan (Pelatih Amatir,2012).”
Tentang mereka, sudah banyak
sekali lirik yang tertulis dengan sentuhan rasa, rasanya tidak bosan untuk
menceritakan kembali sepak terjang mereka para pelaku sejarah yang telah
membuat perjalanan cerita ini semakin
menarik, yang menghantarkan kami pada manisnya berdiri dipanggung kejayaan
dengan riuhan yang mengeluh-eluhkan dengan alunan suara yang lahir dari tepuk
tangan yang tulus. Setiap harapan yang dicanangkan selalu menjadi hal yang
nyata tersentuh dan terasa oleh segala rasa, setiap proses yang dilalui selalu
menjadi cerita tersendiri tentang batapa beratnya untuk menjadi sesuatu yang
disebut dengan berjaya. Langkah ini terkadang sangat terasa berat, kami selalu
dihadapkan dengan hal yang sudah menjadi sahabat setia kami, yaitu masalah,
namun sepertinya setiap permasalah yang datang tidak pernah nyaman untuk terus
berada dilingkungan tempat kami hidup. Kami memandang wajar terhadap
permasalahan yang didapat, lagi pula hidup itu penuh dengan permasalahannya
bukan ? dan sudah menjadi sebuah keyakinan bagi kami bahwa Badai pasti pulang, maka
setiap permasalahan yang ada selalu kami akhiri dengan segala bentuk upaya dan
dengan kekuatan yang tersisa saat semua pergi begitu saja meninggalkan bibit
masalah, yang jika dia dibiarkan akan menjelma menjadi sesuatu yang sangat menakutkan.
Semua Kesan Pertama dan Pendidikan
Masa lalu dengan beribu pengalaman hidup memang telah menjadi sebuah guru yang hebat, masa lalu menyimpan ribuan bahkan jutaan kenangan tentang manis pahit kehidupan dan masa lalu menyimpan sebuah teka-teki hidup, serta Masa lalu telah mampu membawa kami pada jendela dan tatanan kehidupan yang lain. Menurut ku jika mampu mengelola masa lalu dengan baik seseorang akan dihantarkan pada pribadi yang sebaik-baiknya pribadi. Tentang masa lalu, teringat sebuah cerita tentang perjalanan mereka ketika ku temui di Kaki Gunung Manglayang, yang saat itu kulihat adalah sebuah pemandangan yang tak begitu indah dari raut wajah mereka, mungkin karena lelah, mungkin karena tidak terdapat niat yang tulus atau mungkin karena tekanan yang dilancarkan oleh kakak-kakak mereka. Namun disisi lain, tersirat pada pandangan itu adalah akan lahir seorang generasi yang kan membawa semuanya membaik. Disana memang bukan pertemuan pertama, namun diantara pertemuan yang ku alami, disanalah pertemuan yang ku pilih untuk dijadikan sebuah cerita awal tentang semuanya. Dengan dijalaninya segala aktivitas di Kaki Gunung Manglayang, maka mereka telah menjadi bagian dari keluarga besar PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi walaupun belum secara syah. Sebagai syarat untuk menjadi keluarga besar PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi mereka harus melakukan perjalanan selanjutnya, yaitu mengikuti kegiatan DIKLAT setelah sebelumnya mereka mengikuti kegiatan DIKLATSAR sebuah pendidikan pertama bagi mereka jika ingin menjadi bagian atau keluarga besar PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi. DIKLAT adalah pintu selanjutnya agar mereka diakui untuk menjadi penghuni rumah baru mereka. Ya, mereka menjalaninya dengan baik, dengan semangat dan jiwa yang penuh gelora. Hemm.. sepertinya perlu waktu yang banyak untuk menuliskan tentang semua perjalanan yang mereka alami, namun akan ku gambarkan secara singkat (tanpa penjelasan menyeluruh) tentang jejak juang mereka. Seperti telah dibahas sebelumnya, karir mereka diawali di Kaki Gunung Manglayang untuk menjadi seorang CAPAS (Calon Anggota PASKIBRA) pintu gerbangnya adalah mereka harus mengikuti kegiatan DIKLATSAR (Pendidikan dan Latihan Dasar), untuk menjadi seorang Anggota PASKIBRA mereka harus mengikuti kegiatan DIKLAT (Pendidikan dan Latihan), dengan mengikuti kegiatan itu mereka telah menjadi Anggota PASKIBRA dan sebagai bentuk pengesahan sebagai Anggota mereka dilantik pada malam 17 Agustus atau pada malam lainnya yang berdekatan dengan malam itu sebagai bentuk peresmian mereka untuk menjadi anggota PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi. Selain sebagai bentuk peresmian, malam itu juga kami maksudkan sebagai bentuk kegiatan agar ketika pelaksanaan Pengibaran 17 Agustus mereka mampu melaksanakannya dengan baik dan khidmat, dengan jiwa Patriotisme yang tinggi.
Semua Jiwa yang Baru
Telah hadir jiwa-jiwa yang baru,
tidak lama setelah mereka dilantik sebagai anggota, mereka disematkan sebagai
pengurus baru PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi setelah sebelumnya angkatan 16 melakukan
Laporan Pertanggung Jawaban dan Serah Terima Jabatan dihadapan pihak sekolah,
para alumni, dan tentunya adik-adik mereka termasuk didalamnya adalah angkatan
17.
Selalu, setiap apapun yang mereka
alami selalu menjadi sebuah cerita menarik untuk dijadikan sebuah lirik kata. Ketika
menjadi seorang pengurus, banyak sekali cerita didalamnya, mulai dari masalah
diantara sesama mereka yang kadang terjadi perang dingin, sampai pada
kebahagiaan yang dialami mereka ketika mereka menjabat sebagai pengurus baru. Tepat
satu tahun menjabat, pada bulan September 2012 mereka harus segera menyerahkan
segala bentuk tanggung jawab sebagai pengurus kepada adik kelas mereka angkatan
18, maka dengan keharusan seperti itu mereka melakukan Laporan Pertanggung
Jawaban dan Serah Terima Jabatan persis yang dilakukan oleh kakak mereka,
angkatan 16. Dengan dilaksanakannya LPJ dan SERTIJAB mereka telah resmi menjadi
seorang Purna bhakti. Itulah perjalanan mereka yang menceritakan tentang karir
di PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi dari mulai mereka sebagai Bakal Calon Anggota
PASKIBRA sampai pada status Purna Bhakti, status tertinggi di PASKIBRA SMPN 1
Cileunyi disamping Dewan Alumni dan Dewan Pelatih serta Dewan Pembina.
Semua Tentang Perjuangan
Sekarang akan ku buka kembali
lembaran ingatan tentang perjalanan mereka dalam rangka mengharumkan dan
membuat besar rumah yang salama ini mereka huni, PASKIBRA dan Almamater SMPN 1
Cileunyi, yaitu perjalanan mereka di arena perlombaan. Jika ku harus mengingat,
aku hanya ingat tentang cerita di SMPN 3 Rancaekek, saat itu adalah saat
pertama ku bertemu dan melihat mereka di arena perlombaan, masih lugu dan
rasanya tidak mungkin untuk menjadi sehebat sekarang. Tidak banyak yang
didapat, hanya lelah dan siraman air hujan yang nyaris membuat tubuh ini tidak
ada yang mengering karenanya, serta pengalaman yang tidak begitu mencolok
daripada pengalaman lainnya. Perlombaan demi perlombaan mereka ikuti sampai
pada akhirnya mereka menjadi jelmaan yang menampakan perubahan yang signifikan,
apakah dengan perubahan yang ada mereka
memperoleh keberhasilan ? TIDAK dan itu BELUM CUKUP !, awal terlihat perubahan
adalah ketika mereka memberanikan diri untuk tampil pada perlombaan akbar di
SMAT KRIDA NUSANTARA tahun 2011, semula memang mengharapkan ada sesuatu yang
dibawa yang berbentuk materi, namun Tuhan menyimpannya dan harapan itu tidak
mampu mereka bawa pulang. Ah, aku dan mereka nampaknya tidak terlalu lama dan
tidak harus larut atas hasil yang didapat, disatu sisi kulihat tangisan haru
dari para pioner yang mampu (hampir) melakukan aksi sapu bersih pada perlombaan
tersebut, kami menjadi juara Umum untuk yang pertama kalinya setelah beberapa
tahun tak kunjung datang pada sebuah
event yang luar biasa besar, adalah angkatan 16 yang menjadi tonggak
kebangkitan kami. Terimkasih untuk sang pengembara.
Semua Kejayaan adalah Pemberian Tuhan
Hari tetaplah hari dan waktu
tetaplah waktu, keduanya tidak pernah diam menunggu kebangkitan dari siapapun
yang kan bangkit. Ajang sebelumnya telah menjadi pelajaran penting tentang arti
sebuah kerja keras. Sempat vakum selama beberapa bulan, pada bulan
Oktober/November kami mencoba semua hal yang dirasa baru, mulai pada gerakan
PBB sampai pada kostum lomba. Semuanya kami tumpahkan pada penghelatan yang
tidak kalah besarnya, yaitu LKBB Cexo’s SMAN 1 Cicalengka Kabupaten Bandung
se-Jawa Barat. Dan, segalanya yang sempat Tuhan simpan, Tuhan berikan dan
tumpahkan untuk kami. Harapan yang kami canangkan semula akhirnya dapat
terwujud, disana adalah moment selanjutnya kebangkitan kami, kami menjadi yang
terbaik dengan sentuhan para pelatih amatir. Adapun ocehan orang lain, kami
anggap sebagai cermin yang kan merubah segala bentuk perjuangan dimasa yang
akan datang. Beberapa minggu setelahnya, kami menjajal dan mencoba peruntungan
di SMKN 1 Katapang, Alhamdulillah disana kami mendapatkan sesuatu yang kami
harapkan pula, namun ada beberapa catatan selama keikutsertaan disana,
sepertinya ada sesuatu yang tak harus nampak terlihat dan terdengar oleh
telinga kami. Apapun dan bagaimanapun, tetap kami syukuri atas segala yang kami
peroleh.
Berangkat dengan penuh kayakinan
yang tinggi dan dengan dukungan dari semuanya, kami melangkah menuju ajang
tertinggi, LKBB tingkat Nasional di SMK Muhammadiyah Cirebon. Terjatuh
di tempat ketinggian adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, mungkin
itu adalah ungkapan yang tepat untuk kami, kami terjatuh dari harapan tinggi
yang kami canangkan dan rasanya sangat menyakitkan. Lelah, lesu dan tak nampak
aura semangat sempat kami alami beberapa saat dan beberapa hari setelah
kejadian itu, itu adalah pukulan telak bagi kami dan itu adalah cambukan bagi
kami untuk bangun, bergerak dan berlari untuk berjaya dimasa yang telah Tuhan
siapkan untuk kami. Sebut saja LKBB di Soreang yang diselenggarakan oleh PPI
kabupaten Bandung, SMK YADIKA Sumedang, SMAN 6 Cimahi, SMAT Krida Nusantara,
SMAN Situ Raja Sumedang, dan terakhir di SMPN 11 Bekasi, itu adalah bukti bahwa
masih ada sisa kekuatan dan semangat yang kami miliki untuk tetap berjuang
memperjuangkan sesuatu yang disebut dengan “Kejayaan”. Kejayaan adalah pemberian Tuhan atas segala bentuk upaya dari siapapun
yang ingin merasakan kejayaan. Itulah Tuhan, terkadang Tuhan tidak memberikan
sesuatu yang kita minta, tapi Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan.
Kebutuhan itu adalah Jaya.
Semua Saat Terakhir..
Semua cerita yang tersurat diatas
adalah sebagai prolog untuk melengkapi sebuah cerita akhir dari sebuh
perjalanan. Bagaimana dengan di UFC ? UFC adalah sebuah ajang perlombaan yang
diselenggarakan oleh UNJANI-Cimahi dengan level Nasional atau Indonesia Open,
peserta yang hadir adalah peserta terbaik yang datang dari luar kota bahkan
provonsi. Semula UFC bukanlah ajang terakhir yang mereka ikuti, hanya saja
karena adanya beberapa hal, mulai dari rasa malu yang kian hadir dari dalam
lubuk ku, permasalahan managemen waktu, masalah perizinan dari semua pihak dan
lain sebagainya, maka aku beserta para pelatih yang lain memutuskan bahwa
keikutsertaan mereka untuk mengharumkan rumah mereka melalui perlombaan cukup
sampai disini saja, bagiku ini adalah cara terbaik untuk semuanya dan aku akan
tetap memegang prinsip itu. Berat dan bahkan terlalu berat untuk seorang aku,
untuk bisa melepaskan mereka yang selama ini menjadi pasukan terbaik dengan
segala kekurangan dan kelebihannya. Entah kenapa, setiap ku lihat mereka sedang
berlaga di arena lomba, rasanya aku mendapatkan sebuah “angin segar” dan helaan
nafas yang optimis. Benar saja, setiap mereka tampil mereka selalu memberikan
kami kebahagiaan dan senyuman yang tiada tara, bahkan sempat ku ungkapkan pada
salah satu atau banyak diantara mereka “Akang
sudah tidak punya lagi bahagia untuk kalian”.
Segala macam
persiapan kami lakukan untuk semua yang dikatakan Semua Saat Terakhir,
gerakan PBB kami pertegas dan haluskan, Variasi dan Formasi kami buat dia
menjadi hal yang menakutkan, atribut kostum kami rangkai agar dia menjadi
sesuatu yang membuat gagah dan indah setiap gerak tubuh yang ditampakkan.
Semuanya Saat Penantian
Semua persiapan
sudah disiapkan dan sudah ditempatkan pada tempat yang seharusnya, latihan
selama kurang lebih dua pekan sudah dilaksanakan, perjalanan yang terasa sulit
sudah kami jalani dan lewati. Sekarang tinggal menggantungkan harapan yang
telah dicanangkan pada Tuhan dengan panjatan do’a yang tulus nan penuh harap.
Namun ada rasa yang berbeda yang ku alami, cemas, adalah rasa yang terus
menemani saat menunggu pagi. Aku seperti mendapatkan diri yang sangat payah.
Siapa yang tidak cemas, ketika latihan untuk yang terakhir, penampilannya tidak
seperti yang diharapkan, Formasi belum sempurna. Jika terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan ketika hari esok, mungkin aku adalah orang yang sangat
bertanggung jawab atas kejadian itu. Jika aku boleh meminta pada Tuhan, aku
akan meminta agar diberikan beberapa saat untuk melakukan persiapan untuk yang
terakhir kalinya. Namun benar, Hari tetaplah hari dan waktu tetaplah waktu,
keduanya tidak pernah diam menunggu kebangkitan dari siapapun yang kan bangkit.
Hari yang sangat dinanti namun tidak diharapkan tetap saja akan tiba, dan hari itu
adalah besok !
Semuanya Berakhir Dengan Manis
“Dengarkan, hari ini semua peserta yang
tampil adalah peserta terbaik dan kita adalah termasuk didalamnya. Hari ini
kita bukan lagi mencari kemenangan, kalah dan menang sudah menjadi hal yang
lumrah kita dapatkan. Hari ini kita akan memperlihatkan kekuatan kita pada
mereka, bahwa kita masih ada dengan segala kekuatan yang dimiliki dan kekuatan
kita belum habis. Hari ini kita bukan mencari kemenangan, melainkan sebuah
KEJAYAAN”. Itulah kata terakhir yang ku ucapkan pada mereka selang beberapa
saat sebelum mereka tampil untuk yang terakhir kalinya, sekedar untuk
mengembalikan motovasi mereka pada jalur yang seharusnya dan melahirkan jiwa
juang yang luhur nan agung.
Ketika
persiapan perencanaan keikutsertaan di UFC kami dihadapakan pada batu ujian
yang datang dengan tidak biasanya, menghimpun kembali pasukan terbaik adalah
batu ujian terbesar, bagaimanapun juga
mereka tetaplah mereka yang jika salah satu diantara mereka hilang maka mereka
bukan lagi menjadi mereka yang sebenarnya. Lagi, semua dapat diselesaikan
dan dapat kami lewati dengan penuh perjuangan serta dengan penuh kehati-hatian.
Pergi dengan penuh keyakinan dan mental juara, kami lenggangkan langkah pasti
ini untuk kami hentakkan pada arena yang semoga dia mampu menerima kehadiran
kami. Unik, Penampilan terakhir disana sangat unik, mungkin lebih unik daripada
keunikan penampilan lainnya, selama berdiam diri disana banya sekali spekulasi
dari kawan-kawan pelatih tentang kami, mereka mengatakan bahwa kami adalah yang
menjadi juara, namun sebagian yang lain mengatakan bahwa pasukan dari sebrang
yang menjadi juara, rasanya saat terjadi hal itu kami seperti diombang-ambing
dengan isue yang tersebar. Ya, semua telah terjawab setelah masa pengumuman
datang, dengan segala bentuk rasa syukur yang sangat, kami mendapatkan suatu
yang kami harapakan, yaitu kejayaan. Sempat terjadi beberapa kesalahan antara
pihak panitia, kami dan peserta yang lain, namun kejadian itu tidak lantas mencabut
gelar yang kami harapkan dan semua kembali seperti seharunya.
Cileunyi..Cileunyi..Cileunyi !! adalah teriakan yang terdengar di Gedung saat
pengumuman menjelang akhir. Mereka yang berteriak demikian bukan hanya
meneriakannya untuk kami, tapi untuk semua kawan terbaik kami yang berdomisili
di Cileunyi yang saat itu memang menjadi peserta di UFC, selain itu pada hari
sebelumnya kami tampil, katanya nama Cileunyi sudah semerbak harum karena
utusan atau peserta dari cileunyi mampu menjadi yang terbaik, yaitu SDN Cinta
Asih dan Cimekar, selamat untuk mereka.
Dan, perjalanan
ini sepertinya sudah disetting sedemikian rupa oleh Tuhan. Ini adalah akhir
perjalanan yang sangat terasa manis, “ini
adalah hasil kerja keras kalian, perjalanan selama tiga tahun ditutup dengan
hasil akhir yang sangat manis”. Untuk semua, terimakasih telah memberikan
Do’a yang tulus dan dorongan moril serta materil yang dengannya menjadi
kekuatan besar untuk kami, terimakasih karena telah memberi warna dan memperindah
jalan juang kami, kami adalah para manusia lemah tanpa kehadiran semuanya.
Pertama dan utama, kami ucapakan banyak terimakasih, mohon maaf dan semua karya
ini kami persembahkan untuk Almamater tercinta kami, SMPN 1 Cileunyi Kabupaten
Bandung, pada Ekstrakulikuler PASKIBRA satuan SMPN 1 Cileunyi, pada jajaran
Dewan Pelatih, Dewan Pembina, Dewan alumni (Keluarga besar PASKIBRA SMPN 1
Cileunyi), pada rekan terbaik kami, dan terakhir yang paling utama dari yang
utama adalah orang tua, do’a kudus mu yang disampaikan pada Tuhan telah sampai
pada anak mu, serta pada pasukan 17 yang kini telah menjadi akhir dari sebuah
cerita. Semoga segala sesuatu yang diberikan dari semua mampu menjadi sebuah
kebaikan dan dibalas oleh Tuhan sebagai pahala. Untuk pasukan 18 dan 19
silahkan ikuti jejak kakak mu, jadilah sebaik-baiknya adik yang mampu
mengharumkan Domisili dan mempertahankan Kejayaan, aku tau dan yakin kalian
bisa !.
Berikut adalah hasil yang kami raih di UFC Indonesia
OPEN 2012:
1. Juara
umum
2.
Juara Utama 1
3.
Juara danton terbaik putri
4.
Juara danton terbaik
5.
Juara 3 Variasi dan Formasi
6.
Juara 1 bina (Pasukan B)
“Lalu, inikah yang disebut dengan kejayaan ?
sebuah nama yang selama ini oleh semua orang dicari dan diperebutkan ? yang
dengannya nyaris saling “membunuh” dengan segala bentuk upaya. Lalu, haruskah
kita saling hina dan membanggakan diri atas semua yang diraih ?. Terlalu
sempit, jika seandainya hidup kita hanya diisi dengan kehidupan “disana”. Lirik
kehidupan yang lain, disana terdapat kehidupan yang lebih mulia yang dapat menghantarkan
semuanya pada derajat terbaik sebagai manusia. Lalu, cukupkan sampai disini
peperangan yang sudah mulai terasa tidak sehat lagi, berkaryalah dengan
sebaik-baiknya karya, berusahalah dengan sebaik-baiknya usaha jika memang KEJAYAAN
lah yang semua cari !. ( Dari ku seorang pelatih amatir,2012 )”
0 komentar:
Posting Komentar