Selasa, 13 November 2012

Pelatih yang baik adalah......


Pernah berkata seorang pelatih “Sebaik-baiknya pelatih tidak akan pernah mampu membawa jaya pasukan yang dilatih apabila pasukan yang dilatih tidak memiliki sesuatu yang dimiliki oleh pelatihnya dan atau sebaliknya”, artinya hubungan batin atau kesamaan persepsi antara pelatih dengan anak didik haruslah sama, agar ketika pelaksanaan kepelatihan mampu menghadirkan hubungan yang baik antara pelatih dengan yang dilatih. Dan dengannya tidak menutup kemungkinan akan meraih sesuatu yang diharapkan bersama. Namun nyatanya, terkadang yang terjadi dilapangan selalu terjadi kesalahpahaman antara pelatih dan anak didik, maksud pelatih adalah mendidik namun dipandangan anak didik pelatih melakukan hal yang tidak wajar sebagai pelatih. Itu mungkin saja terjadi jika tidak lahir sebuah persepsi yang sama antara pelatih dan anak didik.
Untuk membangun persepsi yang sama antara pelatih dan anak didik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadi pelatih yang baik, beberapa diantaranya adalah menjadi orang yang diterima, dicintai dan dipercaya. Diterima, maksudnya adalah kita harus menjadi orang yang dengan kehadiran kita mampu membuat orang disekitar seperti mendapatkan sebuah angin yang segar, mampu membuat suasana yang tidak kondusif menjadi suasana nyaman dan menyejukkan. Jangan sampai kehadiran kita malah membuat suasana semakin larut pada sesuatu yang disebut dengan kegalauan (:p), awalnya anak didik diselimuti dengan senyum manis dan canda tawa lengkap dengan cerita konyol yang mereka ceritakan, lalu datanglah kita, pelatih yang menganggap diri kita adalah seorang pahlawan, lalu apa yang terjadi ? suasana pun menjadi berubah mood, senyum menjadi tekukan kening, tawa menjadi keringat dingin yang menetes diantara pipi yang berlesung serta gerak tubuh memperlihatkan ketidaknyamanan. Haduh.. sungguh malang jika kita menjadi pelatih yang ditolak kehadirannya, jangankan untuk bisa melatih agar menjadi lebih baik, suasana baik pun malah dibuat tidak baik. Maka jadilah pelatih yang diterima oleh anak didik, yang kehadiran kita dirindukan dan dinantikan, yang jika kita tidak hadir dalam latihan, kita adalah orang yang paling dicari oleh anak didik. Indah bukan ? :D
Jika kita sudah mampu menjadi orang yang diterima oleh anak didik, maka langkah selanjutnya adalah kita harus menjadi orang yang dicintai. Dicintai karena kepintarannya, ketegasannya, kewibawaannya, karismatiknya dan kegantengan serta kageulisannya (Ekhem..) yang mampu memberikan solusi cerdas saat semua dirundung oleh masalah, menjadi sahabat dengar yang baik ketika anak didik sedang berkeluh kesah karena proses latihan yang dirasa melalahkan, kondisi keluarga yang tidak karuan, pelajaran yang selalu mendapatkan nilai bawah KKM sampai pada hal yang dianggap sebuah privasi yaitu tentang kehidupan asmaranya, dan kita juga harus mampu menjadi sahabat yang cerdas dengan segudang solusi yang tepat diberikan pada masalah tertentu yang dihadapi oleh anak didik. Indikator keberhasilan ketika kita sudah menjadi orang yang dicintai adalah anak didik sudah berani terbuka dengan semua masalah yang dialaminya seperti yang telah disampaikan diatas. Katanya, jika kita sudah menjadi orang yang dicintai maka kita akan dibela dan diperjuangkan, setiap permintaan dan atau intruksi kita akan didengar dan segera dilaksanakan tanpa penuh tanya dan “kukulutus (menggerutu)”. Pernah mendengar cerita yang sedikit lebay tentang orang yang pacaran kan ? orang yang pacaran dibangun atas dasar rasa cinta, yang dengan rasa cinta itu sang kekasih rela berkorban waktu, tenaga dan bahkan materi. Rela menunggu sang kekasih dibawa guyuran hujan disertai petir yang dahsyat, rela melawan badai sandy demi menyelamatkan sang kekasih, demi memberikan materi yang banyak ketika kekasih butuh sebuah mobil baru, dan sejuta pengorbanan lainnya yang mencerminkan tentang sebuah kecintaan. Ceritanya memang lebay, namun jangan dilihat dari ceritanya, tapi lihat dari sudut pandang lain sebagai cerita yang lebay dan penuh makna (:p).
Nah.. kalo kita sudah menjadi seorang pelatih yang diterima dengan membawa sebuah angin segar yang menyejukkan, dicintai dengan segala kekurangan dan sejuta kelebihannya, maka secara otomatis akan lahir sebuah kepercayaan yang diberikan oleh peserta didik kepada kita, kalo sudah mendapatkan kepercayaan, maka dengannya akan mempermudah kita untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang pelatih. Sempurna rasanya jika kita mampu menjadi pelatih yang diterima, dicintai dan dipercaya oleh peserta didik, hal yang dikhawatirkan seperti tidak samanya jiwa dan persepsi akan terkikis secara cepat ataupun perlahan. Namun ingat, tiga hal yang disebutkan tadi tidaklah cukup, jika kita selaku seorang pelatih tidak memiliki sebuah skill yang mumpuni untuk melatih anak didik, jangan sampai tiga hal tadi menjadi hilang karena kita tidak mampu menjadi pelatih yang baik dilapangan ketika baris.
Menjadi pelatih yang diterima, dicintai dan dipercaya adalah prinsip yang mesti dipegang teguh  dalam rangka membangun kesamaan jiwa dan persepsi. Itu hanya satu dari beberapa ribuan bahkan jutaan kunci lainnya tentang bagaimana menjadi seorang pelatih yang baik, artinya setiap orang pasti mempunyai caranya masing-masing tentang cara melatih anak didik agar menjadi anak didik yang baik. Bukan berarti penulis telah menjadi pelatih yang baik, ini hanya cerita tentang perjalanan seorang pelatih yang tidak lebih hebat dari pelatih lainnya.
Lalu, bagaimana dengan kunci sukses melatih anda sob ? :D

1 komentar: