Pasukan 19, Sang Pewaris Mojang Sunda

Dan inilah masa depan kami yang lainnya, semua berharap agar mereka mampu mengikuti jejak kakak-kakaknya yang selalu gigih untuk mengharumkan rumah mereka, PASKIBRA Satuan SMPN 1 Cileunyi Kab. Bandung

Pasukan yang selalu tampil baru.

Mojang Sunda dan Satria Pegasus adalah sebuah karya yang nyata

Pasukan 17

Mereka adalah yang disebut sebagai pelaku sejarah, mereka lahir dengan nampak sempurna dan sampai pada penampilan terakhir mereka, mereka begitu menyita banyak pandangan mata.

Pasukan 18, Sang pewaris Satria Pegasus

Pasukan ini terlahir pada saat semuanya menjadi yang terbaik dan mulai pulih, adalah tantangan yang selalu mereka hadapi di arena perlombaan.

Saat Upacara Penaikan Bendera

Bagian terbesar dalam kiprah kami adalah selalu membuat Sang Merah Putih tetap melambai dengan eloknya di atas tiang tertinggi.

Minggu, 03 Maret 2013

Program Kerja


Dalam rangka tercapainya suatu Organisasi yang ideal dan dalam rangka pencapaian Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh organisasi, maka perlu kiranya bagi kami untuk membentuk / membuat program kerja sebagai acuan kerja suatu organisasi dalam satu tahun periode. Selain sebagai acuan kerja suatu organisasi, program kerja juga adalah bentuk ungkapan bahwa PASKIBRA bukanlah suatu ektrakulikuler atau organisasi yang kaku karena selalu melakukan kegiatan baris berbaris, melainkan sebuah ekstrakulikuler atau organisasi yang kaya akan kreasi dan tentunya kerja nyata untuk "membangun sebuah rumah yang indah". Berikut adalah program kerja yang telah kami buat :


1. Latihan  rutin
2. Penambahan materi
3. Upacara rutin hari senin
4. Rapat kerja mingguan
5. Lomba ketangkasan baris-berbaris
6. Latihan Tambahan
7. Rapat kerja bulanan
8. Laporan Pertanggungjawaban
9. Serah terima jabatan
10. Ruangan indah
11. Peringatan hari besar
12. Pelantikan anggota
13. Buka bersama
14. Rapat pemilihan calon komandan
15. Praktik PBB gerakan berpindah tempat
16. Praktik PBB gerakan berhenti ke berjalan
17. Praktik PBB gerakan berjalan ke berjalan
18. Latihan plus
19. PASKIBRA ceria
20. PASKIBRA bersih-bersih
21. Praktik PBB gerakan ditempat
22. Latihan gabungan
23. Refresing
24. Pendidikan dan latihan (DIKLAT)
25. Demonstrasi
26. Rapat penerimaan anggota baru
27. Penerimaan calon anggota baru
28. Pengesahaan AD/ART
29. Pemilihan calon komandan
30. Materi teori dan aplikasi PASKIBRA
31. Materi tata upacara bendera
32. Materi disiplin
33. Materi teori kepemimpinan
34. Materi Sejarah Bendera Merah Putih
35. Materi PBB
36. Materi diluar (Out door)
37. Pembelian Box atribut
38. Materi PBB
39. Bakti sosial+Hiking
40. Perpisahan angkatan Senior
41. Materi pengenalan PASKIBRA
42. Rapat kerja tahunan

Sabtu, 02 Maret 2013

Visi dan Misi PASSACIL


Visi dari Organisasi ini adalah Menjadikan PASKIBRA sebagai Ekstrakulikuler yang akademis, mandiri, kreatif, dan prestatif di dalam maupun di luar sekolah.

Misi dari organisasi ini adalah :
  1. Mengontrol pembelajaran anggota.
  2.  Mewajibkan anggota untuk bisa masuk minimal 10 besar setiap pembagian laporan diakhir semester.
  3.  Ikut serta dan aktif dalam kegiatan OSIS di sekolah maupun di luar sekolah.
  4. Ikut serta dalam kegiatan luar yang bersifat ke-PASKIBRA-an seperti latihan gabungan dengan satuan lain dan mengikuti berbagai perlombaan.
  5. Menghimpun dan menyalurkan aspirasi anggota.
  6. Meningkatkan kualitas anggota melalui kegiatan latihan pemberian materi, praktik dan lainnya yang bersifat menunjang.
  7.  Memberikan pendidikan dan pelatihan berorganisasi.
  8. Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri anggota.

Kamis, 29 November 2012

Tentang LARAS (Laskar Prajurit Sunda)


Sejatinya kami adalah PASKIBRA satuan SMPN 1 Cileunyi Kab. Bandung, biasanya orang-orang menyebut kami dengan sebutan PASSACIL, namun rasanya tidak ada yang salah jika kami membuat sebuah nama panggilan untuk kami, dan ini berbicara tentang LARAS. Bagi kami LARAS bukan hanya sebuah nama dan tapi dia sebuah doa. LARAS mempunyai makna yang ganda. Pertama, LARAS adalah kependekan dari kalimat Laskar Prajurit Sunda. Laskar adalah kelompok/pasukan yang sejatinya mempunyai cara pandang dan cita-cita yang sama dalam melakukan setiap cara fikir dan gerak langkah. Prajurit, secara pengertian nyaris tidak ada yang berbeda dengan Laskar, namun secara makna kami memandangnya dengan berbeda. Jika Laskar lebih mengedepankan tentang suatu hal yang sifatnya tentang kesamaan cara pandang, bercita-cita dan pola langkah. Lain halnya dengan Prajurit yang lebih mengedepankan tentang jiwa atau mental yang ada atau sifat dari Prajurit itu sendiri, seperti sifat disiplin, tanggung jawab, setia, jujur dll yang berkaitan dengan  jiwa yang dimiliki oleh para Prajurit dalam hal ini adalah Prajurit Militer dan sejenisnya. Dan Sunda, Sunda sendiri mempunyai banyak makna, bahasa sangsekerta menyebutnya dengan kata Sund yang artinya bercahaya dan terang benderang, Bahasa Kawi menyebut sunda dengan makna subur dan berkualitas, dan orang sunda sendiri mempunyai pendangan tersendiri, Sunda berasalah dari kata Sonda yang artinya unggul, senang, bahagia, lelaki yang tampan dan perempuan yang cantik, serta pengertian lainnya yang masing-masing mempunyai makna tersendiri yang bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Kami pun mempunyai cara pandang tersendiri tentang kata Sunda, jika pemaparan diatas lebih membahas secara pengertian, maka kami memandangnya dengan sebuah makna, bahwa Sunda disini lebih kepada komunitas/suku yang ada di Indonesia yang sebagian besar berdomilisi di daerah Banten dan Jawa Barat dengan berbagai keanekaragaman budaya dan perbedaan dengan suku lainyya yang ada di Indonesia, namun tetap memegang teguh Bhineka Tunggal Ika.  Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang. Maka diharapkan dengan mengambil kata Sunda, kami mampu membawa budaya dan merealisasikan ciri khas sifat orang sunda digaris kehidupan.

Jika dijadikan sebagai pengertian yang tunggal, Laskar Prajurit Sunda adalah sekelompok orang yang berada di wilayah Tatar Sunda yang mempunyai cara pandang, cita-cita dan pola gerak yang sama dengan bermodalkan sifat disiplin, tanggung jawab, setia dan jujur yang dengannya membawa segala hal yang menjadi istimewa di wilayah Tatar Sunda (termasuk didalamnya adalah budaya) kepada pergaulan luas.

Dimuka kita berbicara tentang makna kata dari Laskar, Prajurit dan kata Sunda sampai kepada menemukan pengertian yang tunggal dari Laskar Prajurit Sunda. Selanjutnya dari kalimat Laskar Prajurit Sunda munculah sebuah kependekan atau nama baru dari kalimat itu, LARAS adalah kata yang mewakili tiga kata diatas. Secara pengertian, Laras pun mempunyai arti, yang artinya adalah setala, serasi, sesuai dan sepadan yang dalam hal ini setala, serasi, sesuai dan sepadan dalam segalanya yang direalisasikan dengan  gerakan tubuh (PBB). So, ternyata Laskar Prajurit Sunda mempunyai makna ganda. Lalu, nama mana yang dipakai ? LARAS adalah nama yang mewakili kami.

Namun seiring dengan pekembangan, ada juga yang menyebut LARAS adalah sebuah Managemen dalam pengelolaan kepelatihan dalam dunia Perlombaan Baris atau sejenisnya, ini terlihat dengan adanya bentuk latihan bersama dan penggunaan kata LARAS disetiap penampilan dalam dunia perlombaan oleh kami yang mempunyai keselarasan. Hemm.. untuk hal ini, syah-syah saja orang berpandangan demikian.
                 

Minggu, 18 November 2012

Fenomena Lomba Baris Berbaris Part II


Tulisan ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Fenomena Lomba Baris Berbaris sebuah tulisan yang mengedepankan tentang sebuah esensi dari perlombaan baris (apapun itu namanya) yang berorientasi sebuah kemenangan atau kejayaan yang diraih. Lalu, apakan hanya kejayaan yang diraih ? bagaimana dengan kehidupan yang lainnya ? mereka yang berbahagia karena kemenangan memang banyak, tapi bagaimana dengan kondisi mereka yang “lainnya” ? apakah  hanya sebuah resiko yang didapat ? dan bagaimana dengan kehidupan adik-adik kita yang berbaris diluar sana ? sudahkah kita perhatikan ?. Kenapa kami menulis lagi tentang judul atau masalah yang sama, karena dilapangan banyak sekali terjadi sebuah keunikan dari para pelaku lomba, mulai dari kemasalahatan sampai pada kemadhorotan yang didapatkan. Segala hal yang ditulis disini adalah sesuatu yang ditulis dengan penelitian kasar, jadi setiap kejadian yang ditulis disini tidak sama dengan kejadian yang dialami diluar sana/di satuan yang lain, dan kalaupun sama berarti memang begitu adanya. Hehe :D
Tulisan ini lahir kembali ketika kami menulis status di Facebook Paskibra smpn satu cileunyi, status itu adalah “Bagiku PASKIBRA adalah... dan Lalu, Bagiku, Lomba adalah” dari upadetan statu itu ternyata respon atau komentar yang disampaikan sangatlah beragam, walaupun yang berkomentar tidak sampai ratusan bahkan ribuan tapi setidaknya komentar yang disampaikan cukup mewakili komentar yang ingin disampaikan oleh para penghuni beranda lainnya. Berikut akan kami ulas beberapa dari banyak komentar yang disampaikan pada status diatas :
Bagiku, PASKIBRA adalah... : Anugerah, penyemangat, keluarga besar ku, tempat ku menemukan jati diri, segalanya dihari-hari ku, kebanggaan ku, miniatur masa depan ku, langkah awal bagiku menuju kesuksesan, jiwa ragaku dan masih banyak lagi.
Lalu, bagi ku lomba adalah...Top of Form
 : Pengalaman, candu, sebuah usaha yang berujung bahagia, akar dari prestasi, sebuah impian untuk meraih mimpi, dan menggapai kesuksesan, ajang pembuktian, saat dimana peredaran darah menjadi lancar karena detak jantung semakin cepat, saat menikmati adrenaline (ga perlu naik roller coaster dulu), ajang mencari bakat dan tentunya komentar lainnya yang disampaikan oleh rekan kami di dunia maya.
Dari komentar atau pernyataan atas status yang dibuat dapat kiranya kita memandang bahwa antara PASKIBRA dengan perlombaan adalah sebuah hal yang sulit dan bahkan tidak bisa dipisahkan, seperti halnya kepingan uang logam yang tidak bisa dipisahkan antara satu sisi dengan sisi yang lainnya. Faktanya memang telah banyak sekali manfaat yang didapat selama mengikuti pendidikan di PASKIBRA dan selama mengikuti sebuah hajatan perlombaan, adalah kebersamaan, hal yang sangat kita rasakan. Dia (kebersamaan) muncul ketika senyuman menghiasi suasana saat itu, dia juga muncul ketika air mata ini tak lagi terbendung saat mendapati sebuah ujian hidup. Selain kebersamaan, masih banyak hal yang didapat selama mengikuti kedua aktivitas itu.
Baiklah, mari kita sejenak menarik helaan nafas panjang untuk menyiapkan diri kita menyimak beberapa Fenomena yang terjadi saat ini, khusunya tentang perlombaan. Memang benar, senyum, kebahagiaan, tangis dan rasa sakit itu muncul ketika proses latihan dan atau hasil dari proses yang dilakukan. Semua akan tersenyum karena rasa yang bahagia dan semua akan merintih menahan rasa sakit ketika apapun yang diharapkan tidak mampu diraih dan tangispun menjadi pemandangan yang tidak seharusnya terlihat. Kejayaan dan harumnya nama almamater dan atau media yang dihuni adalah menjadi sebuah tujuan dari keikutsertaan berlomba. Tapi, adakah yang melirik dengan tajam dan berfikir lebih dalam atas fenomena yang terjadi saat ini ? disamping kejayaan dan pengalaman terbaik lainnya, ada hal yang sangat miris jika itu benar-benar terjadi, hal itu adalah hilangnya jiwa ke-PASKIBRAAN yang secara hakikat keberadaannya adalah bertugas untuk menaik dan menurunkan dia yang bernama Sang Merah Putih. Memang ini hanyalah kekhawatiran, namun nampaknya kekhawatiran itu sudah mulai muncul. Coba lihat, mereka lebih bersemangat ketika latihan untuk lomba dan mereka lebih terlihat payah ketika harus berlatih dalam rangka menaik dan menurunkan Sang Merah Putih, selain itu, coba lirik kembali beberapa persoalan yang terjadi antar satuan yang sejatinya mereka adalah rekan satu peserta dalam event perlombaan, terkadang mereka tidak mengindahkan tatakrama dalam pergaulan. Dan, lirik juga pada beberapa kasus yang terjadi di ajang perlombaan yang katanya tidak mengindahkan dan menjunjung tinggi “Kebenaran dan Sportifitas” yang dengannya melahirkan perang dingin antar satuan, yang dengannya lahir sebuah fitnah yang belum tentu tentang kebenarannya serta beberapa efek yang dirasa negarif lainnya, bukan kah hal itu adalah sebuah pemandangan yang sama sekali tidak mencerminkan bangsa kita yang sebenarnya ? dan dimanakah jiwa seorang PASKIBRA/KA yang sesungguhnya ? masih kah ada dihati para generasi terbaik bangsa ini ? sekarang juga HENTIKAN PERLOMBAAN yang ada jika kehadirannya hanya sebagai media penghancur generasi terbaik bangsa ini !!, mungkin itulah kalimat yang ingin disampaikan oleh mereka yang dihatinya terdapat bibit kepedulian terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa ini.
Semuanya adalah sebuah kekhawatiran saja, sangat sulit dibayangkan jika semua yang dikhawatirkan benar-benar terjadi. Ayolah, bangun bangsa ini dengan sebenar-benarnya niat dan usaha, dan didik adik kita dengan sebuah ketulusan yang murni. Tidak salah jika perlombaan tetap dilaksanakan dan diikuti, karena didalamnya terdapat juga sebuah hal yang posotif didapat. Namun, keikutsertaan itu akan menjadi hal yang salah ketika tidak melakukan aktifitas sebagai anggota PASKIBRA yang sebenarnya.
Terakhir, apakah akan ada kebersamaan dan kesamaan berfikir tentang masa depan ? dan apakah akan ada  kebahagiaan dan kejayaan jika LOMBA BENAR-BENAR TIDAK ADA ?!

Dari ku Pelatih Amatir,
Enjang Muhdiat Saputra

Jumat, 16 November 2012

Selanjutnya, adalah mereka ! (+Pict)


Semua pernah mendengar dan mengetahui tentang sebuah pepatah yang mengatakan “Mati satu tumbuh seribu”, sebuah pepatah yang menggambarkan tentang sebuah upaya pengkaderan dari seseorang  yang dengannya akan menghilangkan sesuatu yang disebut dengan “Vacum Of Power” sebuah kejadian dimana tidak ada lagi kekuatan yang dimiliki, yang dengan kejadian itu akan memudahkan musuh untuk memporak-porandakan wilayah yang didiami oleh siapapun yang mengalami “Vacum Of Power”. Dalam hal ini kami mencoba merespon pepatah tersebut dengan sebuah kerja nyata, dengan bentuk pengkaderan kepada anak didik kami agar mereka mampu menjadi generasi penerus dan pewaris kejayaan yang pernah diraih oleh kakak-kakak mereka. Memang, hasil yang akan diperoleh tidak akan sama dengan generasi sebelumnya, pilihannya adalah tiga, apakah mereka akan lebih buruk dari yang sebelumnya ? apakah akan sama ? atau apakah mereka akan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya ?, ketiganya adalah sebuah pilihan, dan kami telah memilih pilihan itu !. Dalam membentuk generasi yang baik, perlu kiranya menghadirkan sebuah kerja sama dari semua pihak baik itu pihak internal keluarga besar PASKIBRA SMPN 1 Cileunyi atau pihak yang lainnya seperti dukungan dari pihak sekolah dan luar sekolah. Sekali lagi, telah menjadi sebuah keyakinan bagi kami bahwa “Apapun, jika ada kemauan pasti akan diberikan sebuah jalan terang”.
Dan, inilah generasi selanjutnya yang semoga dengannya mampu meneruskan perjuangan dan kejayaan yang pernah dilakukan serta diraih oleh generasi sebelumnya: